Nelangsa....Kurs Dolar Singapura Makin Nyungsep di Oktober

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Senin, 11/10/2021 14:25 WIB
Foto: Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Peruntungan dolar Singapura melawan rupiah masih belum membaik di bulan Oktober. Padahal hingga September lalu sudah membukukan pelemahan 5 bulan beruntun. Kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) yang terus menanjak membuat dolar Singapura terus tertekan.

Pada perdagangan Senin (11/10) pukul 11:48 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.491,32, dolar Singapura stagnan dibandingkan penutupan perdagangan Jumat pekan lalu. Pada Kamis pekan lalu, Mata Uang Negeri Merlion ini bahkan mencapai level penutupan terendah sejak November 2020.

Sepanjang bulan Oktober, dolar Singapura sudah membukukan pelemahan 0,44%, sementara dalam 5 bulan terakhir sudah merosot nyaris 3%.


Kasus Covid-19 di Singapura terus menanjak memecahkan rekor tertinggi sepanjang pandemi. Padahal Singapura sudah gencar melakukan vaksinasi, hingga saat ini lebih dari 80% warganya sudah mendapat vaksinasi penuh.

Meski kasus terus menanjak, berkat gencarnya vaksinasi lebih dari 98% kasus Covid-19 di Singapura. merupakan orang tanpa gejala (OTG) atau dengan gejala ringan.

Namun, tetap saja dengan kenaikan tajam kasus Covid-19 cita-cita Singapura untuk membuka kembali perekonomian gagal, justru yang dilakukan adalah pengetatan pembatasan sosial. Jika itu tidak dilakukan, maka fasilitas kesehatan bisa kolaps.

Data dari pemerintah Singapura menunjukkan kemarin kasus baru bertambah sebanyak 2.809 orang, turun daru hari sebelumnya 3.702 orang yang merupakan rekor selama pandemi.

Terus menanjaknya kasus tersebut membuat sentimen terhadap dolar Singapura memburuk, sementara rupiah masih bagus.

Hal tersebut tercermin dari survei 2 mingguan yang dilakukan Reuters yang menunjukkan pelaku pasar mengambil posisi beli (long) terhadap rupiah melawan dolar Amerika Serikat (AS), bahkan menjadi satu-satunya yang terbesar diantara 9 mata uang Asia lainnya. Untuk dolar Singapura, pelaku pasar justru mengambil posisi jual (short) melawan dolar AS.

Memang survei tersebut menunjukkan posisi pelaku pasar terhadap mata uang Asia melawan dolar AS, tetapi tetap bisa memberikan gambaran sentimen terhadap masing-masing mata uang.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS