Kelola Banyak BUMN 'Sakit', PPA Cetak Laba Semester I Rp 53 M

Monica Wareza, CNBC Indonesia
08 October 2021 10:40
HUT BUMN (CNBC Indonesia/Rivi Satrianegara)
Foto: CNBC Indonesia/Rivi Satrianegara

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atauĀ PPA sepanjang semester I-2021 mencatatkan laba bersih Rp 53,43 miliar. Nilai ini tumbuh 27,08% secara tahunan (year-on-year/YoY) dari Rp 42,044 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan perusahaan tumbuh 5,63% YoY, dari sebelumnya Rp 1,62 triliun bertumbuh menjadi sebesar Rp 1,72 triliun di akhir Juni 2021 lalu.

Pada periode ini pendapatan bunga mengalami kenaikan menjadi Rp 9,72 miliar dari Rp 3,16 milar. Bagian laba dari ventura bersama juga naik menjadi Rp 50,33 miliar dari Rp 21,54 miliar.

Penghasilan lain-lain mengalami penurunan menjadi Rp 5,86 miliar dari sebelumnya Rp 18,05 miliar.

Sedangkan beban bunga dan keuangan turun tipis menjadi Rp 38,62 miliar dari sebelumnya Rp 38,85 miliar.

Pada periode tersebut, tercatat nilai aset PPA menjadi sebesar Rp 17,86 triliun, naik dari posisi akhir Desember 2020 yang senilai Rp 12,95 triliun. Aset lancar tercatat mencapai Rp 7,19 triliun dan aset tak lancar sebesar Rp 10,68 triliun.

Di pos liabilitas, terjadi penurunan sepanjang semester I-2021 menjadi Rp 8,12 triliun, turun dari sebelumnya Rp 9,29 triliun. Liabilitas jangka pendek tercatat sebesar Rp 5,19 triliun dan liabilitas jangka panjang ditutup di angka Rp 2,93 triliun.

Ekuitas perusahaan di akhir Juni 2021 lalu mencapai Rp 9,74 triliun, naik tipis dari posisi akhir Desember 2020 yang sebesar Rp 3,65 triliun.

PPA sedang dipersiapkan untuk menjadi National Management Asset Company (NAMCO). Pembentukan lembaga ini ditujukan untuk penyehatan dan restrukturisasi aset-aset keuangan dari perusahaan yang bermasalah, sehingga lembaga keuangan tetap sehat.

Saat ini PPA bertugas untuk mengelola perusahaan-perusahaan pelat merah yang sedang mengalami masalah keuangan.

Dalam transformasi ini PPA berfokus kepada tiga pilar bisnis utama, yaitu restrukturisasi dan revitalisasi perusahaan BUMN Titip Kelola, pengelolaan NPL perbankan, serta solusi inovatif dan efektif special situations fund (SSF).

Langkah transformasi ini diperkuat dengan kepercayaan dari Kementerian BUMN melalui Surat Kuasa Khusus untuk menangani 23 perusahaan BUMN Titip Kelola, serta yang terbaru adalah pengalihan saham minoritas negara melalui penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2021.

Lapkeu PPA Juni 2021Foto: Lapkeu PPA Juni 2021
Lapkeu PPA Juni 2021

Dalam laporan keuangan PPA tercatat dana pinjaman yang diberikan (restrukturisasi) di antaranya kepada PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) Rp 665,68 miliar, dan PT Dirgantara Indonesia (Persero) Rp 605 miliar.

Berikutnya ke PT Penataran Angkatan Laut (Persero) Rp 270,75 miliar, PT Kertas Kraft Aceh (Persero) Rp 141,61 miliar, PT Iglas (Persero) Rp 89,08 miliar, dan PT Industri Kapal Indonesia (Persero) Rp 28,51 miliar.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Erick Thohir Tunjuk Direktur Baru PPA, Alumni Bank Mandiri

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular