Apes! 10 Saham Nyungsep ARB, Banyak Saham Batu Bara & 2 Lippo
Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang akhirnya ditutup di posisi mendatar (flat), terdapat 10 saham yang menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) 7% pada perdagangan hari ini, Kamis (7/10/2021).
Separuh dari kesepuluh saham tersebut termasuk saham tambang batu bara.
Setelah bergerak naik-turun seharian, IHSG akhirnya ditutup flat pada hari ini. IHSG turun 0,01% ke posisi 6.416,396 pada penutupan sesi II perdagangan Kamis (7/10).
Saham sektor barang konsumer non-siklikal menjadi sektor yang paling naik, yakni sebesar 2,90%. Sementara, sektor energi menjadi pemberat, yakni minus 3,40%.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), 220 saham menguat, 289 saham melemah dan 150 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 17,43 triliun dan volume perdagangan mencapai 23,30 miliar saham.
Investor asing pasar saham masuk ke bursa RI dengan catatan beli bersih asing mencapai Rp 2,04 triliun di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan jual bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 619,11 miliar.
Berikut daftar 10 saham top losers yang menyentuh batas ARB hari ini (7/10).
Adaro Energy (ADRO), saham -6,97%, ke Rp 1.735, transaksi Rp 742,6 M
Indika Energy (INDY), -6,94%, ke Rp 2.010, transaksi Rp 162,6 M
Matahari Putra Prima (MPPA), -6,94%, ke Rp 805, transaksi Rp 6,7 M
Eagle High Plantations (BWPT), -6,93%, ke Rp 94, transaksi Rp 30,7 M
Indo Tambangraya Megah (ITMG), -6,92%, ke Rp 23.875, transaksi Rp 222,0 M
Delta Dunia Makmur (DOID), -6,90%, ke Rp 324, transaksi Rp 46,1 M
DMS Propertindo (KOTA), -6,75%, ke Rp 152, transaksi Rp 39,4 M
Multipolar (MLPL), -6,67%, ke Rp 448, transaksi Rp 135,1 M
Medco Energi Internasional (MEDC), -6,56%, ke Rp 570, transaksi Rp 61,7 M
Bumi Resources (BUMI), -6,52%, ke Rp 86, transaksi Rp 19,8 M
Menurut data di atas, ada 5 saham batu bara yang ambles hingga ARB, yakni ADRO, INDY, ITMG, dan BUMI.
Lalu, ada satu emiten sawit Grup Rajawali dan BUMN Malaysia Felda BWPT, duo Grup Lippo MPPA dan MLPL, satu emiten properti KOTA, dan sisanya emiten migas milik Keluarga Panigoro MEDC.
Saham Batu Bara Mendominasi
Saham batu bara mendominasi daftar di atas. Saham ADRO, misalnya, anjlok 6,97% ke Rp 1.735/saham, saham INDY merosot 6,94%, dan saham ITMG terjungkal 6,92%.
Pelemahan saham batu bara terjadi seiring adanya aksi ambil untung setelah akhir-akhir ini saham-saham tersebut mengalami tren kenaikan di tengah lonjakan harga komoditas batu bara yang sempat menembus US$ 280/ton.
Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat US$ 236/ton. Ambles 15,71% dibandingkan hari sebelumnya.
Wajar saja, harga batu bara sudah naik selama 10 hari beruntun. Selama 10 hari tersebut, kenaikannya mencapai 57,04%.
Walau hari ini anjlok, tetapi talam seminggu terakhir harga batu bara masih membukukan kenaikan 37,95% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, kenaikannya mencapai 32,32%.
Sejak akhir 2020 (year-to-date), harga komoditas ini meroket 188.68%. Rasanya tidak ada komoditas lain yang mengalami kenaikan harga setajam batu bara.
Saham BWPT pun terkena ARB 6,93%, setelah melesat dalam 2 hari terakhir. Seperti saham batu bara, saham emiten sawit juga ramai-ramai ambles hari ini seiring aksi ambil untung pasca-naik dalam beberapa hari terakhir.
Gojek Borong MPPA, Saham MLPL & MPPA Kena ARB
Kemudian, saham MPPA merosot hingga ARB 6,94% ke Rp 805/saham. Dengan ini, saham MPPA sudah anjlok dalam 5 hari beruntun, dengan 3 di antaranya menyentuh ARB.
Setali tiga uang, saham MLPL juga menembus ARB 6,67% ke Rp 448/saham. Saham MLPL sudah 5 hari berturut-turut terbenam di zona merah, 3 di antaranya ambles hingga lebih dari 6%.
Pelemahan tersebut terjadi di tengah PT Aplikasi Karya Anak Bangsa alias Gojek resmi menggenggam 6,74% saham MPPA setelah membelinya dari MLPL pada 4 Oktober lalu.
Sebelumnya, Gojek membeli saham MPPA dari Multipolar sebanyak 507.142.900 saham di harga Rp 700/saham atau setara dengan 6,74%.
"Status kepemilikan lokal, jumlah sebelum transaksi nol, jumlah setelah transaksi 507.142.900 saham," kata Sekretaris Perusahaan MPPA Danny Kojongian, dalam keterbukaan informasi di BEI, Kamis (7/10/2021).
Transaksi ini selaras dengan keterbukaan informasi MLPL pada Rabu malam (6/10).
Dalam keterbukaan informasi, MLPL melepas sebagian kepemilikan sahamnya di perusahaan ritel pengelola Hypermart itu senilai Rp 355 miliar.
Sekretaris Perusahaan MLPL, Natalie Lie menyampaikan, jumlah saham yang dijual tersebut sebanyak 507.142.900 saham dengan harga penjualan per saham Rp 700, sehingga, nilai transaksinya mencapai Rp 355 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)