Bos Bio Farma: Jangan Terbius Statistik Covid, Tetap Disiplin

Market - Monica Wareza, CNBC Indonesia
07 October 2021 17:00
Erick Thohir di Bio Farma, 10 Juli 2021, dok Kementerian BUMN Foto: Erick Thohir di Bio Farma, 10 Juli 2021, dok Kementerian BUMN

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengingatkan masyarakat untuk tidak terbuai dengan statistik peningkatan kasus Covid-19 yang makin melandai di dalam negeri.

Eks Dirut PT Kimia Farma Tbk (KAEF) itu menilai masih sangat perlu untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan melakukan pembatasan.

"Jangan terbius dengan angka yang ada sekarang, kita harus sadar, membangun kedisiplinan, awareness [kesadaran] kepada diri sendiri bahwa kesehatan itu dari diri sendiri. Jadi saya mengimbau ke masyarakat meski kita menunjukkan diri membaik tapi protokol kesehatan yang dilakukan, ajak orang terdekat," kata Honesti dalam acara Indonesia Knowledge Forum (IKF) X-2021, Kamis (7/10/2021).

Bio Farma Sudah Produksi 20 Juta Dosis Vaksin Sinovac (CNBC Indonesia TV)Foto: Bio Farma Sudah Produksi 20 Juta Dosis Vaksin Sinovac (CNBC Indonesia TV)
Bio Farma Sudah Produksi 20 Juta Dosis Vaksin Sinovac (CNBC Indonesia TV)

Bio Farma adalah induk dari Holding BUMN Farmasi dengan anggota Kimia Farma, PT Indofarma Tbk (INAF), dan PT Phapros Tbk (PEHA), anak usaha KAEF.

Lebih lanjut Honesti mengatakan, tak hanya untuk menerapkan protokol kesehatan, dia juga mengimbau agar masyarakat belum terlalu banyak untuk melakukan kegiatan yang mungkin memicu penularan yang lebih tinggi.

Dengan terus sadar dengan pentingnya kesehatan, Honesti meyakini ke depannya masyarakat di Indonesia akan makin sadar untuk menjaga kesehatan.

Bahkan ke depan diprediksi ke depan masyarakat akan lebih mementingkan kesadaran untuk menjaga kesehatan, ketimbang melakukan pengobatan saat sudah sakit. Mengingat saat ini disadari bahwa biaya rumah sakit sangat mahal.

"Kami optimis ke depan masalah healthcare akan geser ke awareness bukan ke kuratifnya. Butuh kerja sama karena kita melihat bahwa biaya sakit itu sangat mahal. Jadi kalau masyarakat bisa disiplinkan hidup sehat saya yakin kita bisa lebih cepat bangkit," terangnya.

Namun demikian, seiring dengan terus adanya perbaikan angka statistik ini, Honesti meyakini ekonomi Indonesia juga akan terus membaik. Terlebih dengan dilakukan pengetatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang terbukti bisa menurunkan jumlah angka positif di Indonesia.

Selain itu, hal lainnya yang juga mendorong adalah dengan dilakukannya percepatan vaksinasi di dalam negeri.

"Jadi kami optimistis dengan ada percepatan vaksinasi, nantinya kana menciptakan herd immunity [kekebalan komunal] yang cepat. Kegiatan ekonomi akan kembali titik normal. Kita harapkan tahun depan mungkin ekonomi Indonesia mulai bisa membaik dari sebelumnya," terangnya.

Angka positivity rate di Indonesia memang terus mengalami penurunan. Hingga Rabu (6/10/2021) terjadi penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 1.484 kasus. Dengan begitu perkembangan kasus positif Covid-19 mencapai 4.223.094 kasus.

Sedangkan pada hari sebelumnya, Selasa (5/10/2021) jumlah kasus positif sebanyak 1.404 kasus baru. Angka terendah pekan ini pada Senin (4/10/2021) sebanyak 922 kasus baru.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Ivermectin Kerek Saham INAF-KAEF to the Moon, Serok Gak?


(tas/tas)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading