Bos Bio Farma: Harga PCR akan Ditekan Bisa Lebih Murah

Monica Wareza, CNBC Indonesia
07 October 2021 14:55
Warga melakukan tes antigen/pcr di Altomed, Kelapa Gading, Jakarta, Senin (9/8/2021). Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator PPKM Jawa-Bali, Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim pemerintah terus meningkatkan testing dan tracing atau pemeriksaan dan pelacakan kasus Covid-19.  Pemerintah bersama TNI, Polri dan lembaga lainnya akan terus berkoordinasi, memantau serta mengejar target tracing sebagai bentuk mitigasi terhadap penyebaran kasus Covid-19 di area Jawa dan Bali. Diketahui 9 Agustus 2021 merupakan hari terakhir PPKM level 4 setelah sebelumnya diperpanjang sejak 3 Agustus pekan lalu. Per 8 Agustus 2021, Kementerian Kesehatan melaporkan total jumlah pasien positif corona adalah 3.666.031 orang. Bertambah 26.415 orang dari hari sebelumnya, penambahan kasus positif terendah sejak 2 Agustus 2021. Sepanjang 3-8 Agustus 2021, jangka waktu perpanjangan PPKM Level 4, rata-rata pasien positif bertambah 33.872 orang per hari. Turun dibandingkan rata-rata enam hari sebelumnya yaitu 37.144 orang setiap harinya. Pantauan CNBC Indonesia di hari terakhir jalanan ibukota di kawasan Jalan Gatot Subroto sudah ramai. Pengendara roda dua maupun roda empat memadati kawasan tersebut. Mobilitas warga dalam lingkup pemukiman juga berjalan normal penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 ini. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Pemeriksaan Covid-19 (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Holding BUMN farmasi, PT Bio Farma (Persero) terus mengupayakan penurunan harga tes swab PCR yang selama satu setengah tahun terakhir dinilai sulit diakses oleh masyarakat karena harganya yang tinggi. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memproduksi alat untuk melakukan tes sehingga bisa menurunkan ketergantungan impor.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan perusahaan bekerja sama dengan pemerintah terus berupaya untuk menurunkan biaya tes PCR ini. Setahun terakhir perusahaan telah berupaya untuk memproduksi sendiri alat sehingga impor juga bisa dikurangi.

"Kta mencoba membuat harga ini bisa lebih diterima oleh masyarakat, terjangkau. Memang kami dalam hal ini bagaimana bisa mengurangi impor yang terjadi dan kita produksi. Ini dilakukan setahun terakhir, kita coba produksi sendiri PCR itu sehingga harganya sekarang rendah. Kita lihat harga dari Rp 900 ribu dan ada yang Rp 1 juta, sekarang sudah bisa di bawah Rp 500 ribu," kata Honesti dalam acara Indonesia Knowledge Forum (IKF) X - 2021, Kamis (7/10/2021).

Dia menjelaskan, bahwa ke depan perusahaan bersama dengan pemerintah akan berupaya untuk memastikan harga makin terjangkau bagi masyarakat dan memastikan dari sisi supply juga akan terus dipenuhi.

Tak hanya untuk ketersediaan PCR, Honesti mengatakan bersama dengan anak usahanya yakni PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF) ketersediaan obat dan vitamin yang saat ini tinggi permintaannya juga terus dipastikan.

Sebab, dalam waktu satu setengah tahun terkahir pemenuhannya masih terbatas karena bahan baku yang masih bergantung pada impor. Untuk itu saat ini perusahaan terus memastikan ketersediaan supply-nya dari dalam negeri.

"Kita belajar 1,5 tahun ini bagaimana kalang kabutnya dan kendala bahan baku kita masih impor. Jadi kita mencoba siapkan diri bagaimana supply ini terjaga," terangnya.

Beberapa waktu yang lalu harga PCR tes yang tinggi ini memang menjadi polemik harganya yang kelewat tinggi hingga tak bisa diakses banyak orang. Hingga akhirnya Presiden Joko Widodo meminta Kementerian Kesehatan untuk menurunkan harga tes ini menjadi Rp 450 ribu sampai dengan Rp 550 ribu.

Perintah ini sudah ditindaklanjuti dengan Surat Edaran (SE) Dirjen Pelayanan Kesehatan No. HK.02.02/I/2824/2021 tentang Batas Tarif Tertinggi Pemeriksaan Reserve Transcription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) yang berlaku mulai Selasa, 17 Agustus 2021.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengumuman! Bio Farma Tunda Produksi Vaksin Covid-19

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular