Analisis

Lego Jalan Tol Cibitung Rp 2,4 T, Waskita Cuan atau Tekor?

Market - Feri Sandria, CNBC Indonesia
07 October 2021 12:40
Tol Cimanggis-Cibitung Seksi I Foto: PUPR

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah situasi pandemi masih menjepit, emiten BUMN Karya yang sebagian besar bisnisnya digerakkan oleh utang usaha mulai melakukan berbagai manuver demi memperbaiki likuiditas perusahaan.

Paling baru upaya restrukturisasi utang emiten karya memaksa PT Waskita Karya Tbk (WSKT) menjual salah satu aset jalan tol yang dimilikinya kepada investor swasta.

Penjualan aset untuk memperbaiki arus kas perusahaan merupakan salah satu jawaban, tapi apakah langkah ini sudah menjadi yang paling tepat?

Berdasarkan laporan keuangan tengah tahun Waskita, hingga akhir kuartal kedua total utang perusahaan mencapai Rp 89,72 triliun, dengan lebih dari setengahnya atau sebesar Rp 48,55 triliun merupakan kewajiban jangka pendek.

Sementara itu aset Waskita tercatat sebesar Rp 105,34, yang mana hanya Rp 33,54 triliun tercatat sebagai aset lancar dan nilainya lebih kecil dari kewajiban jangka pendek perusahaan.

Tingginya utang perusahaan menyebabkan ekuitas Waskita hanya sejumlah Rp 15,61 triliun, dengan rasio utang terhadap ekuitas mencapai 5,75 kali.

Tingginya rasio tersebut menandakan bahwa sebagian besar pendanaan perusahaan berasal dari utang.

Sebagai bagian dari ikhtiar realisasi investasi, Waskita Karya lewat anak usahanya PT Waskita Toll Road (WTR) pun melepas seluruh kepemilikannya di jalan tol Cibitung senilai Rp 2,44 triliun.

Penjualan saham ini dilakukan kepada PT Akses Pelabuhan Indonesia (API) selaku pemegang saham 45% dari jalan tol tersebut.

WTR sendiri memiliki 55% saham di PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways (CTPPT) yang mengelola tol Cibitung tersebut.

Penjualan ini ditandai dengan penandatanganan akta jual beli saham (sales and purchase agreement/CSPA) pada 1 Oktober 2021 lalu. Waskita melepas 1.386.131 saham yang dimilikinya di CTPPT kepada API.

Dalam laporan keuangannya, Waskita menyampaikan kepemilikan tidak langsung sebesar 55% di Cibitung Tanjung Priok Port Tollways dengan total aset Rp 9,67 triliun.

Lapkeu WSKT Juni 2021Foto: Lapkeu WSKT Juni 2021
Lapkeu WSKT Juni 2021

Dari kepemilikan tersebut Waskita memperoleh hak konsesi pengusahaan jalan tol ruas Cibitung - Cilincing selama 40 tahun dari tahun 2011 hingga 2051.

Kepemilikan tersebut bagian dari aset tidak lancar yang dimiliki perusahaan dan dikategorikan sebagai aset tak berwujud - hak pengusahaan jalan tol - dan merupakan aset dalam penyelesaian yang nilainya ditaksir sebesar Rp 9,47 triliun.

Jika mengacu pada laporan keuangan WSKT per Juni 2021, nilai aset ruas jalan tol yang baru saja dijual itu berkisar di angka Rp 9 triliun lebih, di mana Waskita punya porsi saham 55%.

Kepada investor swasta aset tersebut dijual di harga Rp 2,44 triliun.

Pertanyaannya, apakah Waskita untung dari penjualan ini? Berapa besar keuntungan jika memang cuan?

Manajemen Waskita Toll Road (WTR), melalui Sekretaris Perusahaan WTR Alex Siwu, memberikan pernyataan berkaitan dengan penjualan tersebut.

Menurut Alex, nilai Rp 9 triliun itu adalah nilai total investasi, bukan nilai penyertaan modal.

Adapun nilai penyertaan modal pemegang saham adalah 30% dari total investasi, sisanya sebesar 70% dibiayai oleh pinjaman bank.

Maka, porsi penyertaan saham Waskita di ruas tersebut adalah sebesar 55%, selebihnya 45% dimiliki oleh API. Jadi nilai penyertaan modal Waskita adalah, hasil dari nilai investasi dikurangi utang, dikali 30%, dikali lagi 55%.

"Jadi jika dihitung nilai divestasi atas penyertaan modalnya, Waskita memperoleh keuntungan yang cukup besar atau berhasil menjual sebesar 1,96 kali nilai buku penyertaan saham Waskita di CTP," kata Alex, dalam pernyataan resmi kepada CNBC Indonesia, Kamis (7/10).

Terkait dengan pendapatan, berdasarkan laporan keuangan WSKT Juni 2021, disebutkan juga penghasilan dari pihak ketiga yakni BPJT - PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways hingga tengah tahun ini mencapai Rp 896,99 miliar atau berkontribusi sebesar 19% dari total Rp 4,71 triliun pendapatan perusahaan.

WSKT juga belum lama ini merampungkan restrukturisasi utang perusahaan. Pada akhir September lalu, sebanyak 21 bank telah sepakat untuk merestrukturisasi utang WSKT, di mana bank-bank tersebut memberikan keringanan berupa perpanjangan tenor hingga lima tahun ke depan dengan tingkat bunga yang kompetitif.

Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan total outstanding utang yang sepakat untuk direstrukturisasi mencapai Rp 29,2 triliun atau telah mencapai 100%. Restrukturisasi ini merupakan bagian dari transformasi bisnis yang tertuang dalam 8 Stream Penyehatan Keuangan Waskita.

"Perseroan sangat mengapresiasi penuh dukungan dari para perbankan yang telah memahami bahwa proses restrukturisasi ini akan memberikan dampak positif terhadap kinerja Perseroan dan ke depannya juga akan meningkatkan kepercayaan dan optimisme seluruh pihak kepada perseroan," kata Destiawan, Senin (20/9/2021), dalam keterangan resmi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Catatan redaksi: Artikel ini diperbaharui lagi dengan memuat pernyataan resmi dari manajemen Waskita Toll Road berkaitan dengan nilai penjualan Tol Cibitung


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Utangnya Rp 54 T, Waskita Jual Semua Jalan Tol Sampai 2025


(fsd/fsd)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading