
Sempat Hijau, IHSG Boncos karena Aksi Ambil Untung

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 0,04% ke level 6.414,91 pada perdagangan Kamis (7/10/2021). Namun selang tak berapa lama IHSG berbalik menguat.
Pada 09.05 WIB, IHSG melanjutkan tren penguatannya dengan apresiasi sebesar 0,28% ke level 6.435,09 . Meskipun demikian memasuki 9:20 WIB, IHSG balik arah terkoreksi 0,36% meninggalkan level 6.400 tepatnya di angka 6.395,21
Nilai transaksi di awal perdagangan tercatat mencapai Rp 3 triliun, Di saat IHSG koreksi, asing masih terus memborong saham-saham domestik dengan net buy sebesar Rp 224 miliar.
Saham bank KBMI 4 masig menjadi pilihan investor asing. Hal ini terlihat dari asing yang mencatatkan net buy sebesar Rp 69 miliar di saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang membuat sahamnya menguat 1,52% ke level Rp 6.675/unit. Saham kedua yang ramai diburu asing adalah saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan net buy Rp 56 miliar.
Sedangkan jual bersih dilakukan di saham PT Astra Internasional Tbk (ASII) yang dilego Rp 54 miliar dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) yang dilego Rp 13 miliar.
Apresiasi IHSG yang sudah terlalu tajam menyebabkan para pelaku pasar melakukan aksi profit taking.
Risiko juga datang dari Timur, tepatnya dari China. Setelah Evergrande yang dilanda krisis utang kini pengembang properti lain juga mengalami nasib serupa.
Ada dua perusahaan properti China yang kini menjadi pantauan pelaku pasar. Mereka adalah Fantasia Holdings dan Sinic Holdings. Khusus Fantasia sudah mengalami gagal bayar (default), sementara Sinicberpotensi default.
Buruknya kondisi likuiditas Sinic Holdings menyebabkan perusahaan pemeringkatan global, Fitch Ratings, dua hari lalu (4/10) kembali menurunkan peringkat utang menjadi 'C' dari sebelumnya 'CCC'.
Ini merupakan penurunan rating kedua dalam sebulan terakhir setelah sebelumnya pada 22 September Sinic Holdings yang semula memiliki peringkat 'B+' turun ke 'CCC'.
Senasib dengan Sinic, Fantasia juga berkali-kali rating-nya diturunkan oleh Fitch dalam sebulan terakhir, dimulai dari tanggal 16 September dari 'B+' menjadi 'B', kemudian pada 4 Oktober turun menjadi 'CCC-'.
Terakhir pada Selasa kemarin (5/6) akhirnya Fantasia distempel 'RD' (Restricted Default) oleh Fitch setelah perusahaan gagal melunasi senior notesnya sebesar US$ 206 juta atau setara dengan Rp 2,94 triliun (kurs Rp 14.300/US$) yang jatuh tempo pada 4 Oktober 2021.
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham