
Dony Oskaria Jadi Bos Holding BUMN Aviasi, Ini Tahapannya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah menetapkan jajaran direksi dan komisaris Holding BUMN PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau nantinya disebut InJourney.
Eks Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) dan mantan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf ditunjuk sebagai Komisaris Utama InJourney, sementara itu Dony Oskaria ditunjuk Menteri BUMN Erick Thohir sebagai Direktur Utama InJourney.
"Segera bertugas. Kami akan rapat akhir minggu ini," kata Triawan kepada CNBC Indonesia, Senin kemarin (4/9/2021).
Triawan juga membenarkan perihal nama-nama yang menduduki jajaran direksi dan komisaris di PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero):
Jajaran komisaris:
Komisaris Utama: Triawan Munaf
Komisaris: Odo Manuhutu
Komisaris: Wihana Kirana Jaya
Komisaris Independen: Elwin Mok
Jajaran direksi:
Direktur Utama: Dony Oskaria
Wakil Direktur Utama: Edwin Hidayat Abdullah
Direktur: Herdy Rosadi Harman.
Dony sebelumnya pernah menjabat Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia pada 2014 dan Komisaris Garuda Indonesia sejak Desember 2014 sampai akhirnya sempat diberhentikan Menteri BUMN kala itu, Rini Soemarno, pada April 2019.
Dirinya lama berkarier di CT Corp, menjabat di beberapa bisnis holding grup di antaranya CEO Trans Kalla Makassar, CEO AntaVaya, hingga CEO untuk Trans Studio, Trans Hotel, dan Trans Mall.
Sementara itu, Edwin Hidayat Abdullah adalah Wakil Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) yang sebelumnya menjabat sebagai Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata di Kementerian BUMN.
Adapun Herdy Rosadi Harman sebelumnya adalah Direktur Human Capital PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan Chief Human Capital Officer (CHCO) Telkom Group.
Dia juga adalah peraih Best Chief Human Officer (Best CHCO) pada ajang BUMN Leaders Award 2016 yang diselenggarakan IPMI International Business School.
Mekanisme Holding
Sekretaris Kementerian BUMN Susyanto dalam Rakor Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Senin (27/9/2021), pernah memaparkan pembentukan holding dilakukan dengan beberapa langkah.
Untuk tahapan awal masih menunggu Peraturan Pemerintah (PP) disahkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dia menyebutkan tahap pertama yang dilakukan adalah pengalihan saham seri B milik negara di PT Hotel Indonesia Natour, PT Sarinah, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (TWC), PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, sebagai tambahan penyertaan modal negara ke dalam modal saham InJourney.
Kemudian, menunggu proses inbreng saham ITDC pascaproses penyertaan modal negara (PMN), sehingga ITDC ditargetkan menjadi anggota holding pada akhir tahun 2021.
Begitu juga Garuda Indonesia ditargetkan menjadi anggota pada 2023 karena menunggu proses restrukturisasi, sehingga keseluruhan proses selesai pada 2023.
"Prosesnya saat ini sedang menunggu PP ditandatangani oleh presiden. Lalu di Q4 2021 ini ITDC setelah PMN disetujui dan menunggu PP, dan terakhir menunggu restrukturisasi dari Garuda, ini masih menunggu waktu di 2023," kata Susyanto.
Sebelumnya, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan holding yang akan diberi nama Aviasi Pariwisata Indonesia ini akan menerima PMN 2022 senilai Rp 9,318 triliun.
Di dalamnya termasuk dana yang akan digunakan untuk mengakuisisi PT Citilink Indonesia dari PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA).
"Cukup besar kebutuhan permodalan ini yang kita butuhkan. Ini di tengah yang Rp 3,5 triliun ini terkait dengan permasalahan Garuda di mana kita dengan Kementerian Keuangan saat ini ingin ada satu standby facility yang nantinya digunakan untuk proses restrukturisasi daripada Garuda," katanya.
"Kami sendiri sedang merancang apakah nanti melalui pengambilan Citilink atau kah nantinya menggunakan ini untuk cash flow Garuda ke depan apabila Garuda berhasil direstrukturisasi," ungkap dia dalam rapat kerja dengan Komisi VI, Rabu (14/7/2021).
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BUMN Bandara Angkasa Pura Dilebur dan Mau Ganti Nama
