Gainers-Losers Sesi II

Trio Saham Batu Bara 'On Fire', 2 Emiten 'Receh' Anjlok

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
04 October 2021 16:05
Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tiga saham emiten batu bara, seperti PT Bumi Resources Tbk (BUMI), dan emiten broker saham PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) masuk ke dalam 5 besar saham top gainers pada perdagangan hari ini, Senin (4/10/2021).

Berbeda nasib, saham emiten emiten produsen furnitur rumah dan kantor PT Cahaya Bintang Medan Tbk (CBMF) dan emiten yang bergerak di bisnis jual beli besi bekas dan kapal bekas PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk (OPMS) harus rela berbagi tempat di deretan top losers.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tampil luar biasa dengan menembus level psikologis 6.300 pada hari ini. IHSG melejit 1,83% ke posisi 6.342,69 pada penutupan sesi II perdagangan Senin (4/10).

Menurut data BEI, 317 saham menguat, 202 saham melemah dan 143 saham tak bergerak, dengan nilai transaksi mencapai Rp 16,93 triliun dan volume perdagangan mencapai 35,13 miliar saham.

Investor asing pasar saham masuk ke bursa domestik dengan catatan beli bersih asing mencapai Rp 1,94 triliun di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan jual bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 258,36 M.

Berikut 5 saham top gainers dan losers sesi II hari ini (4/10).

Top Gainers

  1. Bumi Resources (BUMI), saham +23,53%, ke Rp 84, transaksi Rp 331,3 M

  2. Indo Tambangraya Megah (ITMG), +16,06%, ke Rp 24.575, transaksi Rp 334,7 M

  3. Trimegah Sekuritas Indonesia (TRIM), +15,09%, ke Rp 366, transaksi Rp 138,0 M

  4. Merdeka Copper Gold (MDKA), +14,23%, ke Rp 2.810, transaksi Rp 293,9 M

  5. Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS), +13,00%, ke Rp 113, transaksi Rp 65,8 M

Top Losers

  1. Cahaya Bintang Medan (CBMF), saham -7,00%, ke Rp 93, transaksi Rp 10,7 M

  2. Optima Prima Metal Sinergi (OPMS), -6,94%, ke Rp 161, transaksi Rp 9,3 M

  3. DMS Propertindo (KOTA), -5,84%, ke Rp 145, transaksi Rp 40,9 M

  4. Arkha Jayanti Persada (ARKA), -5,13%, ke Rp 74, transaksi Rp 16,2 M

  5. Harum Energy (HRUM), -4,58%, ke Rp 8.325, transaksi Rp 102,3 M

Mengacu pada data di atas, saham BUMI melonjak 23,53% ke Rp 84/saham, melanjutkan kenaikan pada 2 hari sebelumnya. Dalam sepekan saham BUMI melejit 50,00% dan sebulan terkerek naik 50,00%.

Bersama BUMI, saham baru bara ITMG dan BOSS juga berhasil terkerek naik masing-masing 16,06% dan 13,00% hari ini.

Kenaikan ketiga saham di atas bersamaan dengan mayoritas saham batu bara raksasa lainnya, melanjutkan tren kenaikan beberapa waktu terakhir di tengah reli lonjakan harga batu bara yang kembali mencetak rekor baru.

Menurut data Refinitiv, sejak akhir 2020 (year-to-date), harga si batu hitam melesat 170,81%. Rasanya tidak ada komoditas lain yang harganya melesat setinggi itu.

Pada perdagangan akhir pekan lalu, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat US$ 228/ton. Melonjak 4,59% dari hari sebelumnya sekaligus menjadi rekor tertinggi setidaknya sejak 2008.

Selama sepekan terakhir, harga batu bara naik 17,27% secara point-to-point. Dalam sebulan ke belakang, kenaikannya mencapai 26,74%.

Setali tiga uang, saham TRIM juga melesat 15,09% ke Rp 366/saham, setelah 2 hari terbenam di zona merah.

Kenaikan harga saham TRIM hari ini terjadi di tengah kabar bahwa konsorsium yang dipimpin Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk (ADRO) Garibaldi 'Boy' Thohir mengumumkan akan mengambil alih saham perusahaan dari Advance Wealth Finance Ltd.

Berdasarkan pengumuman di sebuah koran nasional, Senin ini (4/10), Boy Thohir mengatakan pihaknya sudah meneken term sheet yang belum mengingat dalam rangka rencana pengambilalihan saham TRIM.

Konsorsium Boy Thohir berencana membeli 3.500.000.000 saham milik Advance di TRIM yang merupakan 49,23% dari seluruh saham yang dikeluarkan oleh TRIM yang apabila diselesaikan maka akan mengakibatkan perubahan pengendalian atas perusahaan sekuritas ini.

"Tujuan dari rencana pengambilalihan ini adalah untuk investasi dan pengembangan bisnis konsorsium Boy Thohir di pasar modal Indonesia," tulis Boy Thohir, dikutip Senin ini (4/10).

Sementara, saham CBMF dan OPMS sama-sama terjungkal hingga batas auto rejection bawah (ARB). Saham CBMF ambles 7,00%, sementara saham OPMS anjlok 6,94%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Deretan Saham Paling Untung dan Paling Buntung Sepekan, Cek

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular