Sudah Terbang 1,5%, Sesi II IHSG Masih Bertenaga Naik Lagi
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil finish di zona hijau pada sesi I perdagangan awal pekan ini, Senin (4/10/2021).
Data perdagangan mencatat, IHSG melesat 1,5% ke level 6.322,44 hingga sesi istirahat. Sebanyak 305 saham menguat, 193 melemah dan 155 stagnan.
Nilai transaksi tembus Rp 10,71 triliun dengan net buy asing di pasar reguler mencapai Rp 1,19 triliun.
Beberapa saham yang menjadi movers bagi indeks berasal dari sektor energi terutama batu bara. Hal tersebut merespons kenaikan harga bahan bakar fosil baik gas, batu bara hingga minyak mentah.
Kenaikan harga energi tersebut dipicu oleh adanya krisis energi yang melanda berbagai negara akibat kelangkaan pasokan gas.
Minggu ini, harga gas alam di Henry Hub (Oklahoma, AS) melesat 19,45%. Sejak akhir 2020 (year-to-date/ytd), harga gas alam meroket 118,35%.
Harga gas yang semakin mahal membuat biaya pembangkitan listrik dengan bahan bakar ini kian tidak ekonomis. Di Eropa, biaya pembangkitan listrik dengan gas alam adalah EUR 75,725/MWh pada 28 September 2021. Dengan batu bara, harganya hanya EUR 50,53/MWh.
Namun Eropa dan China sudah terlanjur punya komitmen untuk mengurangi konsumsi batu bara yang dinilai tidak ramah lingkungan. Dengan harga gas yang naik terus, perburuan terhadap sumber-sumber energi primer pun menggila. Bahkan batu bara yang sempat dicuekin kini kembali dilirik.
Indonesia adalah eksportir terbesar dunia untuk batu bara dan CPO. Kenaikan harga dua komoditas ini tentu akan mendongkrak kinerja ekspor Indonesia. Tidak hanya menggairahkan perekonomian nasional, kenaikan ekspor juga akan menopang stabilitas nilai tukar rupiah.
(hps/hps)