
Ini Dia Saham Tambang Tercuan, Naik 113%! Kamu Punya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas tambang berkinerja cukup baik sepanjang kuartal-III 2021. Beberapa komoditas tambang bahkan mencatatkan harga tertinggi sepanjang masa seperti batu bara, nikel, aluminium, dan timah.
Alasan naiknya harga komoditas tambang adalah lonjakan permintaan akibat mulai dibukanya ekonomi dunia setelah terpukul karena COVID-19 (Coronavirus Disease 2019). Namun permintaan yang massif tersebut tidak diimbangi oleh sisi produksi sehingga persediaan menjadi langka.
Pandemi yang merebak membuat para penambang kesulitan untuk produksi. Hal ini membuat persediaan komoditas menurun.
Pergerakan harga komoditas dipengaruhi oleh demand and supply. Ketika permintaan (demand) meningkat sedangkan persediaan (supply) sedikit maka harga akan naik. Sebaliknya, ketika permintaan turun namun persediaan meningkat maka harga akan turun.
Nah, naiknya harga komoditas ini menular ke laju harga saham emiten-emiten tambang di Indonesia. Bahkan kenikannya ada yang hingga ratusan persen.
Berikut tabel kinerja harga saham tambang di pasar saham Indonesia yang diolah oleh Tim Riset CNBC Indonesia:
No | Saham | Sektor | Sub-Industri | Pertumbuhan | Market Cap |
1 | BYAN | Energy | Coal Production | 113.41% | Rp 91.33 triliun |
2 | BOSS | Energy | Coal Production | 100.00% | Rp 0.14 triliun |
3 | DSSA | Energy | Coal Production | 92.31% | Rp 15.8 triliun |
4 | HRUM | Energy | Coal Production | 82.35% | Rp 23.59 triliun |
5 | SMMT | Energy | Coal Production | 71.17% | Rp 0.693 triliun |
6 | IFSH | Basic Materials | Diversified Metals & Minerals | 50.69% | Rp 3.43 triliun |
7 | BSSR | Energy | Coal Production | 45.23% | Rp 6.2 triliun |
8 | ADRO | Energy | Coal Production | 44.26% | Rp 56.94 triliun |
9 | ITMG | Energy | Coal Production | 43.94% | Rp 23.93 triliun |
10 | INDY | Energy | Coal Production | 41.79% | Rp 10.19 triliun |
11 | MBAP | Energy | Coal Production | 38.95% | Rp 4.9 triliun |
12 | PTBA | Energy | Coal Production | 35.96% | Rp 31.34 triliun |
13 | ARII | Energy | Coal Production | 28.89% | Rp 1.08 triliun |
14 | KKGI | Energy | Coal Production | 27.59% | Rp 1.54 triliun |
15 | TOBA | Energy | Coal Production | 14.20% | Rp 4.79 triliun |
Berdasarkan tabel tersebut, emiten produsen batu bara memiliki kinerja paling baik. Terdapat 14 emiten produsen batu bara dari 15 besar emiten tambang dengan kinerja terbaik di kuartal-III 2021.
BYAN dan BOSS jadi dua emiten yang menempati posisi pucuk dengan kenaikan harga saham hingga ratusan persen.
BYAN (PT Bayan Resource Tbk) bergerak dalam penambangan terbuka di empat proyek utama yang berlokasi di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. BYAN memiliki cadangan batu bara terbesar ketiga di Indonesia dengan total 1,738 juta ton pada tahun 2020 dengan umur tambang 57,5 tahun.
Pada semester-I 2021, BYAN meraih pendapatan sebesar US$ 1 miliar. Naik 47% year-on-year (yoy) dibandingkan semester-I 2020. Perolehan laba BYAN pun sangat fantastis dengan mencatat kenaikan 374% yoy yang dipengaruhi oleh efisiensi yang dilakukan oleh BYAN.
Sementara itu BOSS (PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk) mencatatkan penurunan pendapatan sepanjang semester-I 2021. Pendapatan BOSS turun 92% Rp 11,9 miliar. Rugi BOSS tambah lebar pada semester-I 2021 menjadi Rp 58,76 miliar dari Rp 17,53 miliar pada semester-I 2021.
Tempat ketiga ditempati oleh DSSA dengan pertumbuhan harga sepanjang kuartal-III 2021 sebesar 92,31%. Anak perusahaan Sinar Mas ini menambang batu bara termal dan memiliki cadangan 1.177 juta ton batu bara termal pada 2020.
Pada semester-I 2021, DSSA meraih pendapatan sebesar US$ 937 juta. Naik 22% year-on-year (yoy) dibandingkan semester-I 2020. Perolehan laba DSSA meroket 127% yoy dibanding periode yang sama tahun 2020.
Melesatnya kinerja saham produsen batu bara karena harga batu bara sepanjang kuartal-III 2021 meroket 58,26% sehingga menimbulkan ekspektasi dari investor bahwa pendapatan emiten batu bara akan meningkat juga.
Kenaikan batu bara ditopang oleh persediaan yang menipis di tengah permintaan yang meningkat karena pembukaan aktivitas ekonomi. Naiknya harga minyak dan gas juga mempengaruhi kinerja batu bara yang terus mencatatkan rekor harga tertinggi sepanjang masa.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Batu Bara Lagi Booming, 10 Saham Batu Bara Ini Cuan Gede!
