To The Moon, IHSG Sukses Tembus Level 6.300

Tri Putra, CNBC Indonesia
04 October 2021 10:03
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Seolah balas dendam pasca ambles nyaris 1% di akhir pekan lalu, kini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju kencang. Pada awal perdagangan Senin (4/10/21), IHSG terapresiasi sebesar 1,31% ke level 6.310,99.

Transaksi langsung tembus Rp 6 triliun di awal perdagangan. Asing juga net buy Rp 593 miliar di pasar reguler.

Duo saham perbankan BUMN big cap yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) merupakan saham yang paling diborong asing dengan net buy masing-masing Rp 271 miliar dan Rp 44 miliar.

Sementara itu saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV) menjadi dua saham yang paling dilego asing dengan net sell masing-masing sebesar Rp 17 miliar dan Rp 3 miliar.

Sentimen yang perlu dicermati oleh pelaku pasar adalah krisis energi di berbagai belahan dunia karena langka dan mahalnya harga gas.

Pangkal masalahnya adalah harga gas alam yang semakin mahal. Minggu ini, harga gas alam di Henry Hub (Oklahoma, AS) melesat 19,45%. Sejak akhir 2020 (year-to-date/ytd), harga gas alam meroket 118,35%.

Di tengah kenaikan harga gas alam yang juga mengerek harga sumber energi lain seperti batu bara, Indonesia sebagai negara produsen dan eksportir menjadi diuntungkan.

Selanjitnya ada perkembangan debt ceilings di AS yang jika tidak segera menemukan solusi bisa memantik adanya risiko default surat utang AS.
Untuk sementara memang sudah ada solusi. Pekan ini, Presiden AS Joseph 'Joe' Biden sudah meneken beleid untuk mendanai kebutuhan pemerintahan hingga 3 Desember 2021.

Namun masalah belum selesai. Aturan itu hanya menjadi payung hukum untuk anggaran operasional pemerintahan dan kebutuhan yang sudah dianggarkan sebelumnya seperti penempatan pengungsi Afganistan sebesar US$ 6,3 miliar dan bantuan korban bencana US$ 28,6 miliar.

Anggaran itu belum termasuk pembayaran bunga utang yang jatuh tempo dalam waktu dekat. Jika sampai 18 Oktober 2021 belum ada kesepakatan, maka AS terancam gagal bayar utang (default) untuk kali pertama sepanjang sejarah.


TIM RISET CNBC INDONESIA


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Covid Meledak 7.010 Kasus, Saham Rumah Sakit Diserbu Investor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular