Hartanya Rp 30 T, Bisnis Taipan RI Ini Gak Cuma Batu Bara!

Ferry Sandria, CNBC Indonesia
04 October 2021 13:15
Dato’ Low Tuck Kwong, dok Maris Stella High School Alumni Network
Foto: Dato’ Low Tuck Kwong, dok Maris Stella High School Alumni Network

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam kurun waktu 10 hari, harta salah satu taipan di Indonesia tercatat meningkat nyaris Rp 13 triliun. Taipan yang dimaksud tersebut adalah bos dari konglomerasi batu bara, PT Bayan Resources Tbk (BYAN).

Sebenarnya selain di Bayan, Low Tuck juga memiliki kepemilikan saham yang cukup signifikan di batu bara lain yakni PT Samindo Resources Tbk (MYOH) yang memiliki kapitalisasi pasar Rp 3,93 triliun. Total kepemilikan sahamnya di emiten ini mencapai 14,18%.

Tidak seperti taipan lain yang namanya sering muncul dan diperbincangkan, Low Tuck Kwong cenderung lebih jarang disorot.

Lalu bagaimana perjalanan Low Tuck Kwong mampu menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia dan mengendalikan salah satu kerajaan batu bara terbesar di Tanah Air?

Berdasarkan sejumlah sumber termasuk dari Forbes, laporan keuangan Bayan, situs resmi Bayan, dan literatur pemberitaan para taipan RI, Low Tuck lahir di Singapura pada 17 April 1948 silam dari keluarga dengan basis bisnis konstruksi. Ayahnya, David Low Yi Ngo, merupakan pemilik perusahaan konstruksi di Singapura.

Low Tuck muda di usia 20 tahunnya memilih menimba ilmu di perusahaan ayahnya sebelum terjun mandiri di dunia bisnis. Tahun 1972, saat berusia 24 tahun Low Tuck pindah ke Indonesia mencoba peruntungan di bidang bisnis yang sama dengan sang ayah, yakni kontraktor bangunan.

Ia membuat perusahaan konstruksi yang khusus menangani pekerjaan umum, konstruksi bawah tanah hingga konstruksi bawah laut. Perusahaan konstruksi sipil ini kemudian mendapatkan kontrak batu bara pada 1988.

Di tahun 1992, Low Tuck memutuskan berpindah kewarganegaraan dari Warga Negara Singapura menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Lima tahun setelahnya, November 1997, Low Tuck mengakuisisi PT Gunung Bayan Pratamacoal dan PT Dermaga Perkasapratama yang memiliki tambang. Setahun kemudian Low Tuck mengoperasikan terminal batu bara di Balikpapan, Kalimantan.

Sejak itu, Low Tuck mengakuisisi sejumlah konsesi baru hingga resmi membentuk perusahaan induk yang dikenal dengan nama PT Bayan Resources.

Melalui sejumlah perusahaan, Bayan Group memiliki hak eksklusif melalui lima kontrak pertambangan dan tiga kuasa pertambangan dari pemerintah Indonesia. Total konsesinya mencapai 81.265 hektar.

Low Tuck sejatinya sudah masuk jajaran orang terkaya versi Forbes, Ia sempat berada di urutan ketiga orang terkaya di Indonesia pada tahun 2012 lalu, dengan total kekayaan mencapai US$ 3,6 miliar. Naik drastis dari US$ 1,2 miliar pada Maret 2010.

NEXT: Lini Bisnis selain Tambang

Berdasarkan laman resmi Forbes, Low Tuck disebutkan juga mengendalikan perusahaan pelayaran Singapura, Manhattan Resources.

Berdasarkan laporan tahunan perusahaan, hingga 16 Maret 2021, Low Tuck tercatat sebagai salah satu pemegang saham utama. Meski demikian kepemilikan sahamnya sebagian besar merupakan kepemilikan tidak langsung.

Secara tidak langsung Tuck Kwong tercatat memiliki saham melalui Raffles Nominees (Pte) Limited, istrinya (terdaftar atas nama Citibank Nominees Singapore Pte), Energy Resource Investment Pte. Ltd (ERI) dan KaiYi Investment Pte. Ltd dengan jumlah yang beragam. Market Screener mencatat total ekuitas yang dimiliki Low Tuck di perusahaan tersebut mencapai 23,6%.

Manhattan Resources sendiri merupakan perusahaan publik yang diperdagangkan di Bursa Saham Singapura dengan kapitalisasi sebesar SG$ 113,49 juta atau setara dengan Rp 1,19 triliun (kurs Rp 10.521/SG$)

Ia juga memiliki kepentingan di The Farrer Park Company, grup usaha swasta yang bergerak di bidang kesehatan dan perhotelan, yang mana anaknya menjabat sebagai dewan direksi.

Selain itu Low Tuck juga ada di belakang nama besar SEAX Global, yang membangun sistem kabel laut bawah laut untuk konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia dan Malaysia.

Emiten non tambang batu bara yang ia miliki adalah emiten fiber optik PT Voksel Electric Tbk (VOKS) dimana kepemilikan sahamnya sebesar 7,92%.

Low Tuck Kwong dianugerahi gelar Doktor HC dari Universitas Notre Dame of Dadiangas, Filipina pada tanggal 17 Maret 2012 dan memiliki Diploma di bidang Teknik Sipil dari Japan Institute.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular