
Pasca Rights Issue Rp 96 T, Ini Bocoran Strategi BRI ke Depan

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) baru saja melakukan penambahan modal melalui rights issue dengan transaksi mencapai Rp 96 triliun. Melalui aksi korporasi ini BRI menerbitkan 28,2 miliar saham baru dan telah terserap seluruhnya dan bahkan mengalami oversubscribed 1,53 kali.
Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan sederet strategi yang akan dilakukan perusahaan terutama di segmen ultra mikro dan mewujudkan misinya menjadi The Most Valuable Banking Group in South East Asia, dan menjadi juara untuk inklusi finansial. Dengan begitu BRI berencana menciptakan nilai bukan hanya sebagai bank, melainkan juga holding dan anak-anak usaha yang memegang peran penting.
"Pilar-pilar bisnisnya yang utama di mikro, di dalamnya ada konsumer dan kami mulai mengisi kekosongan di ultra mikro. Di wholesale tetap ada, seperti treasury dan global services ada, arahnya untuk wholesale kami mau lebih ke transaction banking," jelas Sunarso dalam Squawk Box CNBC Indonesia, Jumat (1/10/2021).
Sementara itu, untuk di ritel dan mikro BRI akan fokus menghimpun dana murah (CASA) dan juga penyaluran kredit, bahkan pihaknya juga akan mengembangkan micro CASA dan micro payment.
"Jadi clear, subsidiary kita fungsikan jadi dua, yakni diversifikasi income dan spreading risk. Jadi strategi besarnya, memperkuat pertumbuhan untuk lending dan funding terutama sumber dana murah, di mikro dan ritel," tambahnya.
Untuk wholesale difokuskan ke transaction banking untuk mendapatkan wholesales CASA, dan penyaluran kredit dilakukan secara selektif. Selain itu, penggunaan dana rights issue akan digunakan untuk memperkuat Pegadaian dan PNM yang menjadi bagian dari Holding Ultra Mikro, sehingga bisa mendukung pertumbuhan bisnisnya.
Dengan begitu pertumbuhan kredit mikro bisa mencapai 14-15%, dimana saat ini BRI telah tumbuh 14-15%. Sementara khusus ultra mikro targetnya tumbuh 18-19%, sehingga secara keseluruhan porsi kredit mikro di BRI mencapai 50%, dari sebelumnya hanya 40% dan menuju 45%.
"Dengan bergabungnya 2 perusahaan ini (Pegadaian dan PNM) bisa 50%, kemudian porsi kredit UMKM 80% dan mau dinaikkan 85%. Dana yang jumbo ini untuk memperkuat kemampuan kami untuk melayani masyarakat di level bawah dan meningkatkan portofolio UMKM dan di ultra mikro," katanya.
Selain itu, keberhasilan rights issue BRI menjadi cerminan kepercayaan investor terhadap strategi BRI Group dalam mendorong sumber tumbuhan sektor ultra mikro dan mikro. Dia mengatakan perusahaan kembali kepada core bisnisnya untuk memastikan sumber pertumbuhan baru ke depannya dari segmen mikro dan ultra mikro.
"Selain menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dan ketiga terbesar di Asia dan di level dunia ini terbesar ke-7 di dunia. Kunci suksesnya rights issue ini adalah kejelasan tentang visi dan strategi BRI ke depan, pertama memasang value proposition Holding Ultra Mikro melalui Rights Issue ini mencerminkan komitmen BRI dalam memperkuat core kompetensi di UMKM, dan kami go smaller ke ultra mikro," kata Sunarso.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menghitung Hari BRI Jadi Induk Pegadaian & PNM