Harta Bosnya Naik Rp 13 T, Saham Bayan kok Rontok Kena ARB?
Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah kenaikan harga batu bara yang terus menerus mencetak rekor hingga menyentuh harga US$ 217/ton, harga saham salah satu emiten pertambangan batu bara malah sempat menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) pada perdagangan sesi pertama Jumat pagi ini (1/10).
Saham emiten milik taipan Low Tuck Kwong ini tercatat turun 6,96% pada pukul 10.37 WIB ke level Rp 27.300 per saham. Padahal sebelumnya kinerja saham ini berhasil digenjot dari momentum kenaikan harga batu bara.
Nilai transaksi saham ini adalah sebesar Rp 7,28 miliar dengan volume saham yang diperdagangkan sejumlah 260,1 ribu saham. Adapun total transaksi tercatat hanya sebanyak 747 kali.
Pada penutupan sesi I, 11.30 WIB, saham BYAN tetap minus 6,96% di Rp 27.400, dengan nilai transaksi Rp 7,29 miliar. Sepekan saham ini naik 57% dan sebulan terakhir naik 85% dengan kapitalisasi pasar Rp 91,33 triliun.
Sebelum terkena ARB, tercatat dalam 15 hari perdagangan sebelumnya, saham ini hampir selalu ditutup di zona hijau kecuali pada satu hari perdagangan saja.
Keluarnya para investor, khususnya lokal, dari saham BYAN mungkin merupakan salah satu upaya taking profit, mengingat harga saham ini telah meroket dalam 6 bulan terakhir sebesar 119%.
Meskipun investor ramai-ramai keluar dari saham BYAN sebenarnya harga batu bara masih belum menunjukkan tanda pelemahan, apalagi setelah terjadinya krisis listrik di China.
Dalam seminggu terakhir saham ini telah naik hingga 57,25%, selama sebulan harganya juga meningkat 85,14%, dan jika ditarik lebih jauh lagi dalam enam bulan terakhir saham ini telah melonjak 119,20%.
Sebelum saham Bayan ARB, Low Tuck Kwong yang memiliki 55,03% saham emiten ini tercatat mengalami penambahan kekayaan yang signifikan.
Kekayaannya bertambah nyaris US$ 1 miliar atau setara dengan Rp 12,87 triliun (kurs Rp 14.300/US$) dalam waktu 10 hari, dari US$ 1,20 miliar (Rp 17,16 triliun) pada 20 September 2021 menjadi US$ 2,1 miliar (Rp 30,03 triliun).
Sepanjang semester pertama tahun 2021, Bayan tercatat menjadi emiten tambang batu bara dengan kinerja laba terbaik. Tercatat laba bersih paruh pertama tahun ini naik 384% menjadi US$ 337,05 juta (Rp 4,82 triliun), pada periode yang sama pendapatan perusahaan juga tercatat meningkat 47%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas/tas)