
Terungkap! Seluruh Direksi Borong Saham BBRI

Jakarta, CNBC Indonesia - Seluruh Direksi PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menambah kepemilikan saham di bank plat merah tersebut, sehubungan dengan pelaksanaan HMETD.
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Jumat (1/10/2021) hal penambahan kepemilikan saham tersebut berdasarkan POJK Nomor 11/POJK.04/2017 tentang laporan kepemilikan setiap perubahan saham.
Sementara itu, hal ini juga sesuai dengan POJK Nomor 32/POJK.04/2015 tentang penambahan modal perusahaan terbuka dengan Memberikan Efek Terlebih dahulu sebagaimana diubah dengan POJK No 14/POJK.04/2019.
Berikut direksi yang menambah kepemilikan saham
- Direktur Utama, Sunarso, sebelumya 1.008.000 menjadi 1.353.656 lembar saham
- Wakil Direktur Utama, Catur Budi Harto, 329.200 menjadi 404.957 saham
- Direktur Digital dan Teknologi Informasi, Indra Utoyo. Awalnya 1.726.400 menjadi 404.957 saham.
- Direktur Konsumer, Handayani. Awalnya 1.564.500 menjadi 2.074.300 saham
- Direktur Bisnis Mikro, Supari menjadi 1.535.414 yang awalnya 1.248.400 saham
- Direktur Kepatuhan, A Solichin Lutfiyanto, awalnya 1.819.400 menjadi 2.233.170 saham
- Direktur Hubungan Kelembagaan dan BUMN, Agus Noorsanto menjadi 500.841 sebelumnya 383.900 saham
- Direktur Manajemen Risiko, Agus Sudiarto, awalnya 294.600 menjadi 362.300 saham
- Direktur Human Capital, Agus Winardono, awalnya 129.100 menjadi 158.781 saham
- Direktur Bisnis Kecil dan Menengah, Amam Sukriyanto, awalnya 129.500 menjadi 173.754 saham
- Direktur Keuangan, Viviana Dyah Ayu R.K, awalnya 105.000 menjadi 109.800 saham
- Direktur Jaringan dan Layanan, Arga M Nugaraha, awalnya 57.300 menjadi 70.485 saham
Sebelumnya, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (Wamen BUMN) Kartika Wirjoatmodjo menyebut aksi korporasi penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau rights issue yang dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) merupakan rights issue terbesar yang dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya @tiko1973, Tiko, panggilan akrabnya, mengatakan aksi korporasi ini bernilai sebesar Rp 96 triliun. Dari nilai tersebut, pemerintah menyerap sebanyak Rp 55 triliun dalam bentuk inbreng atau penyertaan saham Seri B milik pemerintah di PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani/PNM ke BRI.
Dengan demikian BRI menjadi induk dari Pegadaian dan PNM. Sedangkan sisa saham rights issue sebesar Rp 41 triliun adalah hasil penyerapan dari investor publik. "Officially The Biggest Right Issue in Southeast Asia, The Biggest Ever Right Issue in IDX. Rp 96 triliun. [Resmi rights issue terbesar di Asia Tenggara, right issue terbesar yang pernah ada di BEI Rp 96 triliun]," tulisnya.
(yun/yun)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RUPSLB BRI Setujui Penerbitan 28,67 Miliar Lembar Saham Baru