Indeks Properti Hijau Sendiri, Begini Gerak Saham-Sahamnya
Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), indeks saham sektoral properti (IDXPROPERT) menjadi satu-satunya indeks sektoral (IDX-IC) yang berhasil menghijau pada awal perdagangan hari ini, Jumat (1/10/2021).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada pukul 10.19 WIB, IHSG melemah 0,56% ke posisi 6.251,83 dengan nilai transaksi jumbo Rp 20,11 triliun dan volume perdagangan 6,29 miliar saham.
Investor asing mencatatkan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 424,69 miliar di pasar reguler dan jual bersih (net sell) Rp 12,18 triliun di pasar negosiasi dan pasar tunai.
IDXPROPERT tercatat naik 0,12% ke posisi 820,88, sementara 10 indeks sektoral lainnya kompak melemah. Indeks saham sektor siklikal (IDXCYCLIC) menjadi yang paling ambles, yakni minus 1,14%.
Berikut kenaikan saham-saham emiten properti, mengacu pada data BEI.
Alam Sutera Realty (ASRI), saham +5,92%, ke Rp 179/saham
Agung Podomoro Land (APLN), +4,58%, ke Rp 137/saham
Lippo Karawaci (LPKR), +3,27%, ke Rp 158/saham
Bumi Serpong Damai (BSDE), +3,00%, ke Rp 1.030/saham
PP Properti (PPRO), +2,78%, ke Rp 74/saham
Intiland Development (DILD), +2,42%, ke Rp 169/saham
Sentul City (BKSL), +1,67%, ke Rp 61/saham
Lippo Cikarang (LPCK), +1,60%, ke Rp 955/saham
Pollux Properti Indonesia (POLL), +1,55%, ke Rp 3.270/saham
Ciputra Development (CTRA), +1,07%, ke Rp 945/saham
Summarecon Agung (SMRA), +0,59%, ke Rp 850/saham
Menurut data di atas, saham ASRI menjadi yang paling menguat, yakni sebesar 5,92%, melanjutkan kenaikan pada 2 perdagangan sebelumnya. Dengan ini, dalam sepekan saham ASRI terkerek 5,99% dan dalam sebulan naik 2,91%.
Kedua, saham APLN yang mendaki 4,58% ke Rp 137/saham, usai melesat 4,80% pada perdagangan kemarin.
Ketiga, saham LPKR yang mencuat 3,27% ke Rp 158/saham, setelah memerah dalam 2 hari belakangan.
Di bawah LPKR ada saham BSDE yang terapresiasi 3,00% ke Rp 1.030/saham, setelah naik 1,01% pada Kamis kemarin. Dalam sepekan saham BSDE bertambah 5,10%, sementara dalam sebulan terkerek 4,57%.
Sebelumnya, BSDE mencetak laba bersih sebesar Rp 680 miliar pada semester pertama tahun ini, berkebalikan dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang merugi Rp 192,68 miliar.
Sampai dengan 30 Juni 2021, emiten properti Grup Sinarmas ini mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 39% menjadi senilai Rp 3,25 triliun dari sebelumnya Rp2,33 triliun.
Sentimen terbaru untuk saham sektor properti adalah terkait keputusan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang menurunkan tingkat bunga penjaminan sebesar 50 basis poin untuk simpanan di bank umum dan BPR dalam rupiah.
Sementara, untuk bank umum dalam valuta asing diturunkan sebesar 25 basis poin.
Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan, saat ini tingkat bunga penjaminan bank umum menjadi sebesar 3,5%, bank umum dalam valuta asing menjadi 0,25%.
Kemudian, tingkat bunga penjaminan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) turun menjadi 6%. Tingkat bunga penjaminan ini menjadi level yang terendah sepanjang sejarah.
"Tingkat bunga penjaminan tersebut berlaku mulai 30 September 2021 sampai dengan 28 Januari 2022," kata Purbaya, dalam konferensi pers, Rabu (29/9/2021).
Selain itu, terdapat sejumlah sentimen positif lainnya bagi sektor properti akhir-akhir ini, mulai dari tanda mulai membaiknya kinerja emiten, semakin gencarnya vaksinasi masyarakat, bunga pinjaman yang ringan, dan pengembangan bidang infrastruktur yang terus berlanjut.
Tidak hanya itu, pemerintah juga memperpanjang stimulus ekonomi dari pemerintah terhadap sektor properti seperti DP 0% (down payment). Diskon PPN 100% untuk sektor properti ini diberikan pemerintah untuk pembelian rumah tapak atau rusun baru yang sudah tersedia dan bukan inden dengan harga jual maksimal Rp 2 miliar. Serta diskon 50% untuk pembelian rumah tapak atau rusun baru dengan harga jual Rp 2 miliar - Rp 5 miliar.
Dalam riset terbarunya lembaga pemeringkat global Moody's menjelaskan, permintaan untuk properti residensial (tempat tinggal) Indonesia akan meningkat, yang pada gilirannya akan meningkatkan penjualan para pengembang di tahun 2021 dan metrik kredit utama lain--meskipun akan tetap lebih lemah dan berada di bawah level pra-pandemi.
"Laju pertumbuhan pinjaman perumahan telah meningkat sejak awal 2021, didorong oleh pemulihan permintaan untuk properti residensial dan peningkatan pinjaman oleh bank," kata Jacintha Poh, Wakil Presiden dan Senior Credit Officer Moody.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)