Ada Beking Jokowi-Sri Mulyani, Erick Segera Tutup BUMN Zombie

Monica Wareza, CNBC Indonesia
01 October 2021 11:15
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan telah berkomunikasi dengan Menteri Keuangan hingga Presiden untuk mengusahakan penutupan tujuh perusahaan BUMN yang sudah tak beroperasi sejak lama. Diharapkan penutupan perusahaan ini bisa dilakukan dengan cepat tanpa menunggu UU BUMN amandemen.

Erick menyebut selama ini penutupan BUMN membutuhkan waktu yang sangat panjang. Hal ini sangat bertolak belakang dengan perkembangan bisnis saat ini yang terjadi dengan cepat, terutama dengan adanya digitalisasi.

"Jadi kalau proses daripada tadi penutupan sebuah perusahaan, penggabungan, memakan waktu yang sangat panjang, akhirnya kan kita harus menyadari itu menjadi kelemahan bersama sebagai bangsa, sebagai BUMN juga. Artinya apa, kita tidak siap dengan persaingan yang demikian cepat," kata Erick di Telkomsel Smart Office, Kamis (30/9/2021).

"Karena itu saya sudah berdiskusi dengan Bapak Presiden, Bapak Menteri yang lain, Ibu Menteri yang lain untuk mensupport bahwa percayakan transformasi yang sudah terjadi di BUMN selama dua tahun ini terlihat hasilnya. Tapi kan kita perlu support lebih, yaitu apa? Supaya kita bisa menutup dan melakukan penggabungan dengan waktu yang lebih cepat," imbuhnya.

Erick mengharapkan penutupan ini bisa dilakukan sesegera mungkin, bahkan tanpa menunggu terbitnya UU BUMN yang baru yang saat ini tengah digodok oleh DPR RI.

Proses penggabungan dan penutupan BUMN yang memakan waktu lama ini juga membuat Erick meminta kepada DPR untuk bisa memberikan peran yang lebih besar kepada kementerian dari UU baru tersebut.

"Dan saya lihat memang beberapa peran [kementerian] BUMN perlu ditingkatkan," tandasnya.

Adapun saat ini untuk mempercepat penutupan BUMN ini, Komisi VI DPR RI telah membentuk panitia kerja (panja). Pembahasan ini bersamaan dengan pembahasan mengenai restrukturisasi dan penyehatan BUMN.

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung mengatakan pembentukan panja ini dilakukan untuk membahas kendala-kendala sulitnya menutup perusahaan BUMN yang tak lagi memiliki prospek bisnis.

"[Perihal penutupan BUMN tak operasional] Kita akan dalami di Panja Restrukturisasi dan Penyehatan BUMN di Komisi VI DPR RI," kata Martin kepada CNBC Indonesia, Selasa (28/9/2021).

Untuk diketahui, saat ini setidaknya terdapat tujuh BUMN yang tak lagi memiliki prospek bisnis hingga tak lagi beroperasional sejak bertahun-tahun yang lalu.

Ketujuh BUMN yang dimaksud antara lain PT Kertas Leces (Persero), PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), PT Industri Gelas (Persero)/Iglas, dan PT Kertas Kraft Aceh (Persero).

Lalu ada PT Industri Sandang Nusantara (Persero), PT Istaka Karya (Persero), dan PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional (Persero)/PANN.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular