
Siapkan Kocek! BEI Sebut Ada 2 Anak Usaha BUMN Mau IPO di Q4

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat hingga pertengahan September lalu terdapat dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan anak usahanya di pipeline pencatatan saham. Total terdapat 26 perusahaan yang ada di pipeline bursa ini.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan dari 26 perusahaan ini, 15 perusahaan tergolong dalam perusahaan beraset besar alias di atas Rp 250 miliar. Sedangkan tujuh merupakan perusahaan skala menengah dengan aset Rp 50 miliar-Rp 250 miliar dan sisanya adalah perusahaan dengan skala kecil beraset di bawah Rp 50 miliar.
"Dari pipeline 26 tersebut ada dua BUMN and subsidiary," kaya Nyoman baru-baru ini.
Dia merinci, berdasarkan sektor perusahaan yang paling banyak berencana untuk melakukan penawaran umum saham perdana berasal dari sektor consumer cyclicals dan non-cyclicals dengan masing-masing terdapat enam perusahaan di kedua sektor ini.
Tiga perusahaan masing-masing dari sektor industrials, energy, dan financials. Sedangkan dari sektor basic materials, transportation & logistics, technology, properties & real estate, dan infrastructures terdapat masing-masing satu perusahaan.
"Adapun kisaran dana dihimpunnya belum dapat kami sampaikan, karena proses book building dalam rangka pembentukan harga belum selesai dilakukan," jelasnya.
Selain itu, dari pipeline tersebut terdapat satu perusahaan yang tergolong ke dalam start-up dan merupakan hasil binaan dari IDX Incubator.
Nyoman menjelaskan, perusahaan ini berada di sektor teknologi dan sub sektor software & IT services, sebuah perusahaan teknologi informasi inkubator startup yang membangun produk perangkat lunak.
Dari perusahaan yang telah melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) dan sudah tercatat hingga akhir September 2021 sebanyak 38 perusahaan dengan total dana terkumpul sebesar Rp 32,14 triliun.
Bursa menyebut ilai tersebut merupakan perolehan dana terbesar yang dihimpun perusahaan melalui IPO sejak pemerintah mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977.
"Pencapaian terbesar sebelumnya yaitu pada tahun 2010 dimana total dana dihimpun melalui IPO sebesar Rp 29,67 triliun yang diperoleh dari IPO 23 perusahaan," tandasnya.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Emiten Gergaji & Perkakas IPO, Jual Saham Rp 122-Rp 135/unit
