Sudah Tembus 6.200, Apakah IHSG Siap Menuju Level 6.300?

Tri Putra, CNBC Indonesia
01 October 2021 08:33
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil meroket lebih dari 2% pada perdagangan kemarin. Kenaikan yang tinggi patut diwaspadai karena dapat memicu munculnya aksi profit taking.

Dalam dua hari terakhir IHSG terus mencatatkan apresiasi yang tinggi. Nilai transaksi kemarin hampir tembus Rp 24 triliun yang tak lepas dari ramainya transaksi di pasar negosiasi yang mencapai hampir Rp 10 triliun.

Masuk hari pertama kuartal 4, ada beberapa sentimen yang patut dicermati terkait dengan potensi pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini.

Pertama adalah pelemahan bursa saham Wall Street yang terjadi semalam. Tentu saja ini menjadi sentimen negatif yang dapat menekan IHSG yang melesat tinggi hingga 2% lebih kemarin.

Kabar tersebut juga menjadi sentimen negatif untuk rupiah dan SBN. Sementara itu kabar baik juga datang dari AS, Kongres sudah menyepakati anggaran jangka pendek yang menghindarkan pemerintahan mengalamishutdown. Anggaran tersebut akan mendanai operasional hingga awal Desember.

Tetapi, shutdown sebenarnya bukan masalah yang perlu ditakuti, sebab tidak memberikan dampak yang besar ke dalam negeri. Bahkan, saatshutdownterakhir dan terpanjang dalam sejarah AS yang terjadi pada 22 Desember 2018 hingga 25 Januari 2019, pasar finansial Indonesia malah mencatat kinerja positif.

Dari dalam negeri aktivitas manufaktur Indonesia tercatat kembali mengalami ekspansi hal ini tercermin dari angka PMI yang mencapai 52,2 di bulan September.

Selain PMI manufaktur ada juga rilis data inflasi yang dijadwalkan bakal diumumkan oleh BPS pada 11.00 WIB. Berdasarkan poling yang dihimpun CNBC Indonesia, inflasi bulan September 2021 diramal tetap rendah.

Lantas bagaimana potensi pergerakan IHSG hari ini? Simak analisis teknikal berikut.

BERSAMBUNG HALAMAN BERIKUTNYA >>>

IHSGFoto: Tri Putra/CNBC Indonesia
IHSG

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG sudah melewati level resistennya.

Untuk melanjutkan tren bullish atau penguatan, IHSG perlu melewati level resistance terdekat yang berada di area 6.300. Sementara untuk merubah tren bullish menjadi bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.269.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 87,38 dan sudah mengindikasikan bahwa IHSG cenderung overbought. Di sisi lain garis BB juga melebar yang mengindikasikan adanya ruang volatilitas yang tinggi.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Pamer Kinerja IHSG, Lebih Cuan dari Negara Tetangga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular