
Badai Belum Berlalu, Rupiah Masih akan Terombang-ambing

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah di pasar spot mengalami pelemahan dan kembali tembus level Rp 14.300/US$ pada perdagangan kemarin, Kamis (30/9/2021).
Rupiah sudah melemah dalam tiga hari perdagangan secara beruntun. Bulan September sudah berlalu dan mata uang domestik harus merasakan koreksi 0,32% di bulan September.
Masuk hari pertama kuartal 4, ada beberapa sentimen yang patut dicermati terkait dengan potensi pergerakan mata uang Garuda pada perdagangan hari ini.
Pertama adalah pelemahan bursa saham Wall Street yang terjadi semalam. Tentu saja ini menjadi sentimen negatif yang dapat menekan IHSG yang melesat tinggi hingga 2% lebih kemarin.
Kabar tersebut juga menjadi sentimen negatif untuk rupiah dan SBN. Sementara itu kabar baik juga datang dari AS, Kongres sudah menyepakati anggaran jangka pendek yang menghindarkan pemerintahan mengalami shutdown. Anggaran tersebut akan mendanai operasional hingga awal Desember.
Tetapi, shutdown sebenarnya bukan masalah yang perlu ditakuti, sebab tidak memberikan dampak yang besar ke dalam negeri. Bahkan, saat shutdown terakhir dan terpanjang dalam sejarah AS yang terjadi pada 22 Desember 2018 hingga 25 Januari 2019, pasar finansial Indonesia malah mencatat kinerja positif.
Dari dalam negeri aktivitas manufaktur Indonesia tercatat kembali mengalami ekspansi hal ini tercermin dari angka PMI yang mencapai 52,2 di bulan September.
Selain PMI manufaktur ada juga rilis data inflasi yang dijadwalkan bakal diumumkan oleh BPS pada 11.00 WIB. Berdasarkan poling yang dihimpun CNBC Indonesia, inflasi bulan September 2021 diramal tetap rendah.
Lantas bagaimana potensi pergerakan rupiah hari ini? Simak analisis teknikal berikut.
BERSAMBUNG HALAMAN BERIKUTNYA >>>