
Semakin Kaya! Harta Taipan RI Ini Naik Rp 13 T hanya 10 Hari

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara yang terus meroket membuat pundi-pundi harta pemilik tambang batu bara diprediksi terus bertambah. Hal itu mulai terendus dari data Forbes yang fokus menghitung duitnya para miliarder dunia lewat informasi The World's Real-Time Billionaires.
Daftar ini diperbaharui setiap hari dengan melacak naik turunnya kekayaan miliarder di seluruh dunia.
Berdasarkan data yang diakses Kamis pagi kemarin (30/9), terungkap beberapa nama lama tetap bercokol sebagai orang paling tajir di Nusantara ini.
Dalam daftar tersebut juga terdapat taipan yang berbisnis batu bara yang hartanya meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir.
Meningkatnya kekayaan taipan batu bara merupakan akibat dari melonjak harga komoditas tersebut yang kini telah menembus US$ 200 per ton yang memompa kinerja saham emiten milik sang taipan.
Tercatat dalam sehari terakhir penambahan kekayaan terbesar dibukukan oleh pengusaha tambang batu bara. Bahkan dalam 10 hari, kekayaan bos batu bara ada yang naik hingga Rp 13 triliun, fantastis.
Adapun di dunia, bos Tesla Elon Musk nangkring di posisi pertama dengan kekayaan US$ 201,1 miliar atau setara dengan Rp 2.875 triliun (kurs Rp 14.300/US$) mengungguli pendiri e-commerce Amazon Jeff Bezos yang berada di urutan kedua
Di Indonesia, nama kakak beradik pemilik perusahaan rokok Djarum dan pemilik PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih mempertahankan posisinya sebagai orang kaya nomor satu dan dua di Tanah Air, yakni Hartono bersaudara.
Robert Budi Hartono menduduki posisi pertama orang terkaya di Indonesia dan posisi ke 96 orang terkaya di dunia. Total kekayaannya saat ini diperkirakan mencapai US$ 19,8 miliar atau Rp 283,14 triliun.
Budi bersama kakaknya Michael Bambang Hartono adalah pemilik perusahaan rokok Djarum dan juga pemegang saham terbesar di Bank Central Asia (BBCA).
Hartono bersaudara membeli saham BCA dari Salim Group, tahun 1997-1998 saat krisis ekonomi Asia terjadi. Namun pada Rabu malam, dalam sehari kekayaannya turun sebesar US$ 123 juta atau Rp 1,78 triliun.
Sementara itu, kakaknya, Michael Bambang Hartono, menjadi orang terkaya di urutan kedua di Indonesia dan posisi 101 dunia.
Total kekayaannya mencapai US$ 19,1 miliar (Rp 256,65 triliun), turun dari total kekayaan yang tercatat di daftar orang terkaya 2021 sebesar US$ 19,7 miliar atau Rp 273,13 triliun. Sama halnya seperti sang adik, pundi-pundi yang didapatkan Michael berasal dari rokok dan perbankan.
Low Tuck Kwong
Adapun yang menjadi sorotan adalah Low Tuck Kwong yang berada di urutan 11 orang terkaya RI.
Total kekayaan taipan batu bara ini sama dengan TP Rachmat, pemilik Grup Triputra, yakni sebesar US$ 2,1 miliar atau Rp 30,03 triliun.
Low Tuck Kwong juga tercatat mengalami penambahan kekayaan terbesar dalam satu hari, yakni mencapai US$ 434 juta atau mencapai Rp 6,21 triliun.
Adapun pundi-pundi hartanya diperoleh dari kepemilikan saham di PT Bayan Resources Tbk (BYAN).
Naiknya harga jual batu bara membuat kekayaannya bertambah nyaris US$ 1 miliar dalam waktu 10 hari. Berdasarkan data real time billionaire, pada 20 September 2021 lalu Low Tuck Kwong tercatat sebagai taipan terkaya nomor 16 di Indonesia dengan total kekayaan mencapai US$ 1,20 miliar atau setara dengan Rp 17,16 triliun.
Artinya dalam 10 hari hartanya melonjak hingga Rp 12,87 triliun.
Data BEI mencatat, pada Mei 2021, dia menambah kepemilikan sahamnya BYAN dengan membeli sebanyak 10.084.700 saham dengan harga pembelian senilai Rp 13.803,88 per saham.
Transaksi ini dilaksanakan pada 17 sampai dengan 21 Mei 2021. Dengan demikian, dana yang digelontorkan Tuck Kwong senilai Rp 139 miliar .
Setelah transaksi ini, komposisi kepemilikan Tuck Kwong bertambah menjadi 1.834.298.830 saham atau setara 55,03% dari sebelumnya 1.824.214.130 saham atau dengan kepemilikan 54,72%.
Low Tuck sebetulnya sudah masuk jajaran orang terkaya versi Forbes selama bertahun-tahun. Pada 2009, Low Tuck berada di posisi ke-25.
Jumlah kekayaannya pun terus bertambah dari tahun ke tahun. Jika pada 2008 kekayaannya diperkirakan US$ 214 juta, pada 2009 telah menjadi US$ 1,18 miliar. Kekayaannya bertambah karena saham Bayan Resources naik hingga 474%.
Bahkan, Low Tuck Kwong pernah berada di urutan ketiga orang terkaya di Indonesia oleh Forbes pada 2012 dengan total kekayaan US$ 3,6 miliar, naik drastis dari US$ 1,2 miliar pada Maret 2010.
Berdasarkan data Forbes, Low Tuck juga mengendalikan perusahaan pelayaran Singapura, Manhattan Resources.
Pada 8 Oktober 2010 Low Tuck membeli 5,3 juta saham di Manhattan Resources dari pasar terbuka, meningkatkan sahamnya menjadi 10,55% dari 9,36%. Sehari sebelumnya, ia telah membeli sekitar 1,8 juta saham. Secara tidak langsung memegang saham 49,57% di penyedia jasa kelautan.
Ia juga memiliki kepentingan dalam The Farrer Park Company, Samindo Resources dan Voksel Electric. Low juga ada di belakang nama besar SEAX Global, yang membangun sistem kabel laut bawah laut untuk konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia dan Malaysia.
Agustus 2008, Bayan Resources melantai di Bursa Efek Jakarta (BEJ), ketika itu Bayan Resources melepas 3,33 miliar unit saham di harga Rp 5.800 per saham.
Berdasarkan informasi situs resmi Bayan, Dato' Dr. Low Tuck Kwong pernah menjabat sebagai Direktur Utama BYAN (2004-2008), Komisaris Utama BYAN (2008-2018) dan anggota Komite Remunerasi dan Nominasi (2016-2018).
Low Tuck Kwong dianugerahi gelar Doktor HC dari Universitas Notre Dame of Dadiangas, Filipina pada taggal 17 Maret 2012 dan memiliki Diploma di bidang Teknik Sipil dari Japan Institute.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cuma Butuh 10 Hari, Harta Taipan RI Ini Naik Rp 13 Triliun
