Analis Teknikal

Sesi I Lari Kencang, Awas Sesi II IHSG Bisa 'Habis Bensin'

Putra, CNBC Indonesia
Kamis, 30/09/2021 13:13 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup di zona hijau di akhir sesi I perdagangan hari ini, Kamis (30/9/2021). Tak tanggung-tanggung IHSG menguat 1% ke level 6.225,95.

Data BEI mencatat, sebanyak 286 saham menguat, 206 melemah dan 153 tak berubah. Jika melihat dari nilai transaksi maka aktivitas perdagangan di pasar hari ini tergolong ramai. Total transaksi di sesi I saja sudah mencapai Rp 9,3 triliun. Asing net buy sebesar Rp 696,04 miliar di pasar reguler.

Kinerja IHSG termasuk moncer jika dibandingkan dengan bursa saham Asia lainnya. Dibandingkan Nikkei, Hang Seng, Shang Hai Composite dan Straits Times, IHSG paling kencang laju apresiasinya.


Untuk perdagangan hari ini, sentimen yang berpeluang untuk menggerakkan pasar antara lain rilis data ekonomi global hingga perkembangan kasus gagal bayar bunga obligasi pengembang properti raksasa China Evergrande.

Biro Statistik Nasional (National Bureau Statistic/NBS) melaporkan data aktivitas manufaktur China yang tercermin pada Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Manager's Index/PMI) periode September 2021 mengalami kontraksi ke angka 49,6, dari sebelumnya pada Agustus lalu di angka 50,1.

Namun, data PMI Jasa China periode September mengalami ekspansi ke angka 53,2, dari sebelumnya pada Agustus lalu di angka 47,5.

Purchasing Managers' Index (PMI) menggunakan angka 50 menjadi ambang batas. Di atas 50 artinya ekspansi, sementara di bawahnya berarti kontraksi.

PMI manufaktur Negeri Tirai Bambu sudah mengalami penurunan dalam 6 bulan beruntun, kali terakhir mencatat kenaikan pada Maret lalu, dengan angka indeks saat itu sebesar 51,9.

Sementara itu, investor di China saat ini masih menanti rilis data PMI manufaktur periode September 2021 versi Caixin/Markit.

Investor di Asia juga akan memantau perkembangan masalah keuangan China Evergrande, setelahReutersmelaporkan bahwa beberapa pemegang obligasi tidak menerima pembayaran kupon jatuh tempo pada Rabu kemarin.

Meski sentimen kurang mendukung IHSG masih mampu finish di zona hijau sesi I.

Lantas bagaimana prospek di sesi II?

Berikut ulasannya secara teknikal.

Foto: Analisis Teknikal IHSG Sesi 2 30 September/Tri Putra
Analisis Teknikal IHSG Sesi 2 30 September/Tri Putra

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di atas garis BB 20 maupun level resistance.

Sementara untuk merubah tren bullish IHSG menjadi bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.213.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 80,75 dan sudah mengindikasikan bahwa IHSG cenderung overbought (jenuh beli). Di sisi lain garis BB juga melebar yang mengindikasikan adanya ruang volatilitas yang tinggi.

Oleh sebab itu di sesi II perlu diwaspadai karena memang ada kemungkinan penguatan IHSG terpangkas mengingat laju apresiasinya yang sudah sangat kencang.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(tas/tas)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat