Dow Futures Naik Menyusul Pelemahan Imbal Hasil US Treasury

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
Rabu, 29/09/2021 20:02 WIB
Foto: AP/Courtney Crow

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan Rabu (29/9/2021), di tengah lonjakan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS yang menekan harga saham raksasa teknologi.

Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average melompat 75 poin (+0,2%) dari nilai wajarnya. Kontrak serupa indeks S&P 500 naik 0,3% sedangkan Nasdaq berbalik menguat sebesar 0,4% setelah kemarin mencetak kinerja harian terburuk sejak Maret.

Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang menjadi acuan pasar hari ini melemah 2 basis poin (bp) ke level 1,5%. Kenaikan imbal hasil memukul kinerja saham teknologi karena membuat arus kas mereka di masa mendatang menyempit, sehingga menekan dividen.


Saham Facebook, Microsoft dan Alphabet (induk usaha Google) kemarin anjlok lebih dari 3%. Amazon drop lebih dari 2%. Namun di sesi pra-pembukaan, saham Facebook, Amazon, Apple dan Alphabet naik sekitar 1%. Saham Nvidia dan Zoom juga berbalik menguat.

"Jika suku bunga acuan naik secara moderat menyusul pelemahan ekspektasi inflasi, saya tak akan heran melihat pasar kembali menguat menuju kuartal IV-2021," tutur Brian Price, Kepala Manajemen Investasi Commonwealth Financial Network, seperti dikutip CNBC International.

Pada Selasa, indeks Nasdaq anjlok 2,8% menjadi 14.546,68 menjadi reli harian terburuk sejak Maret. Adapun S&P 500 terpelanting 2% dan Dow Jones Industrial Average kehilangan 569,4 poin, atau -1,63%. Indeks Dow Jones dan S&P ini terhitung anjlok 3% sepanjang September, sementara Nasdaq ambles hingga lebih dari 4,5%.

Investor juga memantau kemajuan penyelesaian pemasukan AS yang sudah tiris, dan harus diizinkan menaikkan batas utang jika tak ingin layanan publik terhenti (shutdown) karena tak ada sumber dana pembayaran gaji mereka.

Menteri Keuangan Janet Yellen mengingatkan tenggat akhir penaikan batas utang pemerintah AS adalah 18 Oktober. Jika tidak dicapai juga, dia mengingatkan bakal ada konsekuensi besar bagi perekonomian. Direktur Utama JPMorgan Chase Jamie Dimon menyebutkan pihaknya menyiapkan kemungkinan bahwa AS akan menyentuh batas utangnya.

Bos bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell pada Selasa kepada Komite Perbankan Senat menyatakan bahwa inflasi bisa berlangsung lebih lama dari perkiraan sebelumnya, akibat persoalan rantai pasokan dan tekanan pembukaan ekonomi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi