Khawatirkan Ekonomi China, Bursa Eropa Melemah di Pembukaan
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa melemah pada pembukaan perdagangan Selasa (28/9/2021), menyusul lonjakan imbal hasil (yield) surat utang pemerintah Amerika Serikat (AS) dan kecemasan seputar pertumbuhan ekonomi China.
Indeks Stoxx 600 dibuka drop nyaris 0,6% di sesi pembukaan dengan semua indeks saham sektoral melemah, kecuali indeks saham sektor minyak dan gas. Indeks saham sektor teknologi anjlok hingga 2,1%.
Selang 1 jam kemudian, koreksi indeks Stoxx 600 menjadi 3 poin (-0,65%) ke 459,4. Indeks CAC Prancis anjlok 62,7 poin (-0,94%) ke 6.588,17, FTSE Inggris surut 12,7 poin (-0,18%) ke 7.050,74. Namun, DAX Jerman turun 80,1 poin (-0,5%) ke 15.493,74.
Di Asia, mayoritas bursa saham cenderung tertekan di tengah turunnya proyeksi pertumbuhan ekonomi China. Goldman Sachs memangkas ekspektasi pertumbuhan ekonomi China menjadi 7,8%, dari proyeksi sebelumnya 8,2%. Nomura juga memperkirakan ekonomi Negeri Panda akan tumbuh hanya 7,7% tahun ini, atau dipangkas dari proyeksi sebelumnya sebesar 8,2%.
Di sisi lain, kontrak berjangka (futures) indeks saham cenderung stabil pada perdagangan Senin menyusul lonjakan imbal hasil surat utang pemerintah AS yang menekan pertumbuhan di pasar. pelaku pasar di Eropa juga terus mencerna kemajuan pemilihan umum Jerman.
Partai Social Democratic Party (SPD) meraih suara terbanyak di negara dengan perekonomian terbesar di Eropa ini sebesar 25,7% atau sangat tipis. Sementara itu, koalisi penyokong kanselir Angela Merkel yakni Christian Democratic Union dan Christian Social Union meraih 24,1% suara.
Oleh karenanya, suara partai Hijau bakal menjadi kunci yang diperebutkan kedua blok politik tersebut. Negosiasi diperkirakan berjalan berbulan-bulan. SPD sebelumnya menolak opsi pembentukan "koalisi akbar" dengan CDU/CSU.
Dari sisi data ekonomi, keyakinan konsumen Jerman untuk Oktober secara tak terduga menguat, jika mengacu pada indeks sentimen konsumen versi GfK Institute. Indeks hasil survei terhadap sekitar 2.000 orang Jerman itu naik menjadi 0,3 dari sebelumnya -1,1 per September. Capaian itu lebih baik dari estimasi Reuters yang semula memprediksi angka -1,6.
Pasar juga akan memantau pidato Presiden bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) Christine Lagarde di Forum bank sentral dan rilis Organisasi Negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) World Oil Outlook.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)