Analisis

Asing 'Kerasukan' Saham Big Cap-Bank Kakap, Sinyal Apa Ini?

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
28 September 2021 13:10
BNI Percepat Penyaluran Bansos PKH & Sembako
Foto: Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Mengenai rapor keuangan, kinerja fundamental ketiga bank tersebut terbilang positif.

BBRI mencetak laba bersih sebesar Rp 12,47 triliun di semester I-2021, atau naik 22,49% secara tahunan dari periode yang sama tahun lalu Rp 10,18 triliun.

Laba bersih tersebut ditopang oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih 29,15% secara tahunan menjadi Rp 47,14 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp 36,50 triliun.

Kemudian, BBCA berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 14,5 triliun di semester I-2021, atau naik 18,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 12,24 triliun. Pendapatan bunga bunga bersih tumbuh 5,8% menjadi Rp 28,27 triliun. Pendapatan non bunga turun -1,2% yoy (year on year) menjadi Rp 10,2 triliun.

Bank Mandiri juga mencatatkan kinerja finansial yang positif di akhir Juni 2021. Ini terlihat dari pencapaian laba bersih tumbuh 21,45% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 12,5 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp 10,29 triliun.

Kenaikan laba bersih ini terutama disokong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 21,50% YoY menjadi Rp 35,16 triliun, serta pertumbuhan pendapatan berbasis jasa (fee based income) sebesar 17,27% YoY menjadi Rp 15,94 triliun.

Bobot Overweight untuk Sektor Perbankan

Sementara itu, Mirae Asset Sekuritas tetap memberikan bobot overweight untuk sektor perbankan RI, di tengah kontraksi pertumbuhan kredit, pertumbuhan deposit (dana pinjaman) yang cenderung mendatar (flat), dan persentase kredit macet (non-performing loan/NPL) yang kembali meninggi pada Juli 2021.

"Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang lebih ketat pada bulan Juli telah menghambat bisnis dalam negeri yang membuat permintaan pinjaman melemah, menurut pandangan kami," jelas Mirae dikutip CNBC Indonesia, Selasa (28/9/2021).

Asal tahu saja, data Bank Indonesia (BI) bulan Juli menunjukkan kontraksi pinjaman sebesar 0,3% secara bulanan (month on month/MoM) (tetapi naik 0,5% secara tahunan/YoY), setelah naik sebesar 1,2% MoM pada Juni.

Kemudian, pertumbuhan deposit mendatar secara MoM, meskipun masih meningkat dua digit secara YoY (+0.0% MoM, +10.4% YoY).

Lebih lanjut, NPL naik tipis menjadi 3,3% di bulan Juli, dari sebelumnya 3,2% di bulan Juni.

"Pandemi yang sedang berlangsung dan pembatasan aktivitas yang ketat berkontribusi pada kualitas pinjaman yang memburuk, menurut pandangan kami. Oleh karena itu, kami pikir biaya provisi di sektor perbankan akan tetap tinggi setidaknya sampai Agustus tetapi akan mulai mereda pada bulan September," kata Mirae.

Mirae melanjutkan, keputusan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memperpanjang periode restrukturisasi pinjaman untuk satu tahun lagi hingga Maret 2023 akan membantu menjaga stabilitas industri perbankan dan momentum pemulihan ekonomi nasional.

"Kami yakin pertumbuhan kredit akan tetap rendah di 3Q21 [kuartal III 2021] setelah penerapan PPKM yang lebih ketat sejak Juli hingga Agustus. Pelonggaran PPKM mulai bulan ini dan perpanjangan kebijakan restrukturisasi kredit hingga Maret 2023 adalah katalis positif utama bagi sektor perbankan," jelas Mirae.

Dengan mempertimbangkan penjelasan tersebut, broker asal Korea Selatan (Korsel) ini tetap mempertahankan bobot Overweight di sektor perbankan.

Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menjadi saham pilihan utama Mirae seiring turnaround pendapatan yang tinggi pada tahun 2021, dengan rekomendasi beli di harga target Rp 6.790/saham.

Selain itu, saham pilihan lainnya, adalah BMRI dengan rekomendasi beli di target price (TP) Rp 8.230/saham, seiring konsolidasi PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) yang dinilai akan mendorong pertumbuhan kredit dan pendapatan BMRI.

"Sementara itu, peluncuran super app Livin' 2.0 pada akhir tahun ini juga akan membawa BMRI menjadi yang terdepan dalam dunia digital persaingan perbankan, terutama terhadap pemain baru," pungkas Mirae.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular