
Joss! Investasi Rp 100 Juta di Saham Ini, Cuan Bisa Miliaran!

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham new economy (ekonomi baru) atau saham teknologi digital memiliki rapor kinerja yang luar biasa, bahkan jauh melampaui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang 2021.
Saham sektor new economy tersebut berada di indeks teknologi atau IDXTECHNO yang sejak awal tahun ini melesat kencang dari indeks lainnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Indeks teknologi di BEI sejak awal tahun ini misalnya mencatatkan pertumbuhan 886,1%, menjadi yang tertinggi dari 38 indeks yang ada di pasar modal.
Mengacu riset yang dipublikasikan PT Syailendra Capital bertajuk Syailendra Market Insight periode 24 September 2021, sektor new economy memberikan return yang tinggi sebesar 157% sejak awal tahun ini dibandingkan IHSG yang sejak awal tahun hanya menguat 2,77% seiring dengan tingginya ekspektasi pertumbuhan bisnis pada sektor ini.
Kinerja ciamik dari saham sektor ekonomi baru alias sektor teknologi tersebut ditopang oleh pergerakan sejumlah saham yang fantastis sejak awal 2021.
Untuk menyebut beberapa, setidaknya ada tiga saham teknologi yang melonjak signifikan secara year to date (ytd).
Ketiga saham fenomenal tersebut adalah dua emiten data center yang didirikan oleh pengusaha Toto Sugiri PT DCI Indonesia Tbk (DCII) dan PT Indointernet Tbk (EDGE), serta emiten yang bergerak di bidang pemasaran perdagangan digital PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX).
Sejak awal 'manggung' duo saham emiten Toto Sugiri telah berhasil mencuri perhatian banyak pelaku pasar dengan melesat tinggi ke angkasa. Sejak debut dengan harga penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) Rp 420/saham pada 6 Januari 2021, saham DCII sudah 'meroket' 11.185,71% hingga perdagangan Senin ini, pukul 14.16 WIB.
Kemudian, saham 'saudaranya', EDGE, yang IPO pada 8 Februari 2021 di harga Rp 7.375/saham telah 'terbang' 258,98%.
Kenaikan saham DCII dan EDGE--yang memang sudah melejit sejak awal debut--semakin 'menggila' setelah Bos Indofood Anthoni Salim masuk ke saham DCII awal Juni lalu.
Selain DCII-EDGE, saham DMMX pun tak kalah sensasional. Sejak awal tahun ini, saham emiten yang sempat dikaitkan dan bekerja sama dengan artis kondang Raffi Ahmad ini berhasil 'mengangkasa' 1.052,54%.
Sebagai ilustrasi, mari kita melakukan hitung-hitungan secara kasar soal berapa keuntungan dalam jumlah nominal rupiah yang bakal diraup investor apabila berinvestasi di ketiga saham tersebut sejak awal 2021.
Anggaplah seseorang membeli ketiga saham tersebut dengan masing-masing kocek Rp 100 juta. Untuk saham DCII, investor bisa mendapatkan sekitar 2.380 lot (238.000 saham) di harga IPO Rp 420/saham dengan merogoh kocek Rp 99,96 juta.
Dengan kenaikan harga DCII ke Rp 47.400/saham hari ini, maka dengan porsi saham 238.000 saham, valuasi sahamnya dari Rp 100 juta menjadi Rp 11,28 miliar, sehingga keuntungan yang bisa diperoleh investor mencapai Rp 11,18 miliar.
Kemudian, investor bisa mendapatkan 135 lot (13.500 saham) saham EDGE di harga debut Rp 7.375/saham dengan dana Rp 99,56 juta. Dengan harga EDGE yang mencapai Rp 26.375/saham saat ini, sang investor tersebut berpotensi mendapatkan 'cuan' Rp 256,50 juta.
Ketiga, dengan bermodal membeli 4.200 lot (420.000 saham) senilai Rp 99,96 juta saham DMMX di harga Rp 238/saham pada 4 Januari 2021, investor juga bisa memperoleh potential gain (keuntungan potential) mencapai Rp 1,04 miliar di harga saham DMMX saat ini (Rp 2.720/saham).
Secara total, apabila seseorang mengoleksi ketiga saham tersebut dengan modal awal masing-masing Rp 100 juta sejak awal tahun, potensi keuntungan yang bisa diraih mencapai Rp 12,47 miliar.
NEXT: Katalis Saham-saham New Economy alias Teknologi
Kembali ke riset Syailendra, analis Syailendra menyebutkan, kinerja ciamik saham new economy tersebut terutama ditopang oleh perusahaan yang diakuisisi oleh grup teknologi atau pun dengan existing eksposur ke bisnis digital,"
Selain itu, perusahaan besar berbasis teknologi di Indonesia masih memperluas segmen bisnisnya secara organik. Hal in seiring dengan peluang disrupsi bisnis digital yang masih besar di Indonesia.
![]() Syailendra Market Insight periode 24 September 2021 |
Tak hanya itu, akuisisi perusahaan publik oleh perusahaan besar berbasis teknologi dan pertumbuhan pendapatan yang tinggi menjadi peluang investasi bagi investor.
"Sentimen dan ekspektasi pertumbuhan tinggi yang berlanjut dapat menjadi pendorong bagi kinerja harga saham perusahaan perusahaan dengan salah satu kriteria tersebut," tulis Syailendra, dikutip Senin (27/9).
![]() Syailendra Market Insight periode 24 September 2021 |
Seperti diketahui, rencana ekspansi perusahaan teknologi di Tanah Air kian semarak. Baru-baru ini misalnya, Grup Djarum, melalui Blibli.com mengakuisisi perusahaan ritel pengelola Ranch Market yang dikelola PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC). Blibli berencana mengakuisisi 797,9 juta saham atau setara 51% kepemilikan atas RANC dari sejumlah pihak.
Sementara itu, emiten e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) juga membuka peluang kolaborasi dengan Grup Salim. Manajemen BUKA menyebut sudah ada pembicaraan lebih lanjut mengenai rencana kerja sama tersebut.
![]() Syailendra Market Insight periode 24 September 2021 |
Direktur Bukalapak, Teddy Utomo mengungkapkan, saat ini, Grup Emtek belakangan melakukan kerja sama dengan Anthoni Salim Grup terkait ekosistem digital. "Memang kita bahas beberapa hal dengan Salim Group dan Salim Group is a very friendly partie with us," kata Teddy Utomo dalam pernyataanya di Instragram EM Trade, Kamis (23/9/2021).
Sedangkan, perusahaan entitas hasil merger Gojek dengan Tokopedia, GoTo, juga dikabarkan berencana melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) di bursa saham domestik.
GoTo dikabarkan akan menunda rencana penawaran umum perdana saham menjadi tahun 2022 sembari menanti selesainya aturan mengenai kebijakan dual class of shares dan klasifikasi saham dengan hak suara multipel atau multiple voting share (MVS) dan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Teknologi Dibantai, Ikut Dibuang Bandar Setelah Terbang
