'Dibunuh' China, Catat Alasan 2 Kripto Ini Tak Bisa Digunakan

chd, CNBC Indonesia
Senin, 27/09/2021 16:25 WIB
Foto: Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Art Rachen on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah pemerintah China resmi melarang segala bentuk aktivitas terkait kripto, dua perusahaan pertukaran kripto terbesar di dunia, yakni Huobi dan Binance telah menghentikan pendaftaran baru dan akan menghentikan kontrak eksisting dengan nasabah di China.

Huobi Global mengatakan akan menghentikan pendaftaran pengguna baru di China dari Jumat pekan lalu dan akan mengakhiri kontrak dengan pengguna di China pada akhir tahun ini.

"Huobi Global akan keluar secara tertib dari client China Dataran yang ada dan menjamin keamanan aset yang mereka miliki," ungkap Huobi seperti dihimpun dari Reuters, Senin (27/9/2021).


Akibatnya, pendaftaran akun baru dari option kripto yang terdaftar di Huobi telah menghilang setelah pengumuman dari pemerintah China tersebut.

Informasi tersebut pertama kali dilaporkan oleh salah satu influencer kripto China, Colin Wu yang telah diverifikasi oleh banyak orang di China daratan dan CoinDesk.

Namun, dari pihak Huobi mengatakan bahwa mereka "tidak memiliki komentar" tentang masalah ini ketika dihubungi oleh CoinDesk.

Sementara di Binance, juru bicara Binance mengatakan perusahaan tidak memiliki operasi pertukaran di China dan sudah memblokir IP China.

"Binance menjalankan kewajiban kepatuhannya dengan sangat serius dan berkomitmen untuk mengikuti persyaratan regulator lokal di mana pun kami beroperasi," ujar Binance, seperti dikutip dari Laporan Bloomberg.

Sebelumnya Huobi dan Binance memperbolehkan warga China menjadi pengguna baru dengan hanya mendaftarkan nomor ponsel mereka.

Akhir pekan lalu, bank sentral China mengeluarkan pernyataan keras yang menyatakan semua aktivitas keuangan yang berkaitan dengan uang kripto adalah ilegal. Mereka akan memantau transaksi ini dan melakukan penyelidikan pada bursa luar negeri yang menawarkan uang kripto kepada warga China Daratan.

Selain itu, pemerintah China juga melarang bank dan lembaga keuangan lainnya menawarkan layanan yang terkait dengan kripto, termasuk transaksi fiat ke mata uang kripto, atau dari satu kripto ke kripto lainnya.

Langkah tersebut kemungkinan akan menargetkan layanan over-the-counter (OTC) yang memungkinkan orang China untuk menukar fiat China yuan (CNY) mereka menjadi aset kripto untuk berpartisipasi dalam perdagangan kripto.

Bank sentral China juga melarang bursa penukaran kripto luar negeri mempekerjakan warga lokal untuk aktivitas pemasaran hingga penyelesaian pembayaran dan teknologi.

Namun, langkah pemerintah China ini tidak hanya baru ini dilakukan, China sudah berulang kali melakukan hal serupa selama beberapa tahun terakhir.

Pada 2017 silam, China memerintahkan bursa penukaran kripto lokal untuk menghentikan aktvitasnya di China. Hal ini memaksa Huobi dan Binance membuka layanan di negara yang lebih bersahabat pada kripto seperti Singapura dan Malta.


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: OJK Awasi Ketat Kripto, Fokus pada Aktivitas Domestik