'Digoyang' Kabar Grab Mau Masuk, Saham AGRO Diborong Asing!
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten bank PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) menguat tipis pada penutupan sesi I perdagangan hari ini, Senin (27/9/2021).
Kenaikan ini terjadi di tengah rumor yang beredar bahwa raksasa penyedia jasa ride-hailing Grab disebutkan sedang menjajaki potensi kerja sama dengan sejumlah bank Tanah Air, termasuk AGRO.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham AGRO naik 0,78% ke Rp 2.590/saham, dengan nilai transaksi Rp 178,65 miliar dan volume perdagangan 68,75 juta saham. Dengan ini, saham AGRO sudah menguat selama 4 hari beruntun.
Dalam sepekan saham ini melesat 12,61%, sementara dalam sebulan terkerek 9,28%. Adapun secara year to date (ytd) 'terbang' 150,24%. Di tengah kenaikan ini, asing mencatatkan beli bersih Rp 2,06 miliar di pasar reguler, sementara melakukan jual bersih Rp 27,89 miliar di pasar negosiasi dan tunai.
Dalam sebulan terakhir asing borong saham AGRO Rp 282 miliar di pasar reguler.
Nilai kapitalisasi pasar saham AGRO mencapai Rp 56,18 triliun hingga siang ini.
Berdasarkan pemberitaan DealStreetAsia, Senin (27/9), Grab dikabarkan sedang menjajaki kerja sama potensial dengan perbankan Indonesia, mengikuti langkah sang rival seperti Gojek dan induk e-commerce Shopee--Sea Ltd--yang telah membeli sejumlah saham perbankan lokal.
Gojek memiliki saham di PT Bank Jago Tbk (ARTO) sebesar 21,40% dan Sea Group resmi mencaplok PT Bank Kesejahteraan Ekonomi atau dikenal dengan Bank BKE dan mengubahnya menjadi bank digital pada 10 Februari 2021.
Menurut catatan DealStreetAsia, Grab saat ini telah didekati oleh dan juga berencana bekerja sama dengan sejumlah bank Tanah Air. Adapun kandidat bank paling potensial adalah PT Bank Fama Internasional dan BRI Agro.
Berdasarkan sumber kepada DealStreetAsia, terkait dengan kerja sama dengan Bank Fama, Grab bergabung dengan konsorsium yang nantinya akan dipimpin oleh konglomerat media dan teknologi Grup Emtek. Nantinya, konsorsium tersebut akan mendapatkan bagian saham bank apabila rencana terealisasi. Adapun pembicaraan mengenai hal ini disebutkan sudah berada di tahap lanjut.
Ketika dihubungi oleh DealStreetAsia, pihak Emtek dan Grab menolak untuk berkomentar. Sementara, Sekretaris Perusahaan Bank Fama M Ismain mengkonfirmasi bahwa ada investor lokal yang sedang berusaha mengakuisisi bank, kendati ia tidak menyebutkan nama secara spesifik.
Tidak hanya itu, Grab juga disebutkan sedang mencoba mengejar kerja sama dengan bank lain, yakni emiten bank syariah PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK). "Strateginya adalah untuk memiliki partner sebanyak mungkin sehingga dapat meningkatkan use case," kata sumber anonim kepada DealStreetAsia, dikutip CNBC Indonesia, Senin (27/9).
Kabar terbaru, AGRO akan melakukan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue.
Anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang tengah menunggu izin layanan digital dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,15 miliar saham dengan nominal Rp 100/saham. Jumlah tersebut setara dengan 9,96% saham yang ditempatkan dan disetor perusahaan.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan, dana hasil aksi korporasi ini akan digunakan untuk penguatan permodalan terutama sebagai modal kerja dalam rangka penyaluran dana berbasis digital.
Harga rights issue ini paling sedikit sama dengan batasan harga terendah saham yang diperdagangkan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai sebagaimana diatur Peraturan Nomor II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas.
Penetapan jumlah dan harga pelaksanaan, akan memperhatikan kondisi terakhir dari hal-hal antara lain kondisi makroekonomi, industri perbankan dan pasar modal, kondisi fundamental dan kinerja Perseroan, volatilitas harga saham Perseroan dan masukan dari para Pemegang Saham.
Untuk melaksanakan aksi korporasi ini, perusahaan akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada hari ini, Senin (27/9), pukul 14.00 WIB.
Setelah rights issue ini, maka kepemilikan BBRI akan meningkat menjadi 87,19% dari 86,06% sedangkan kepemilikan publik akan terdilusi menjadi 12,81% dari 13,91%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)