
Fantastis! 5 Saham Paling Banyak Berpindah Tangan

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada perdagangan minggu lalu (20-24 September 2021) bursa mencatatkan kinerja posistif, hal ini terjadi karena meningkatnya dana investor asing yang masuk ke bursa dan juga ditopang oleh sejumlah sentimen positif, meskipun pasar global dibayangi krisis properti yang berpotensi gagal bayar oleh pengembang perumahan terbesar di China.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), selama sepekan lalu IHSG naik tipis 0,19% ke posisi 6.144,81.
Nilai transaksi sepekan tercatat naik 1,33% dari pekan sebelumnya menjadi Rp 63,76 triliun, di pasar reguler asing melakukan beli bersih (net buy) sebesar 2,75 triliun meningkat 63,69% dari pekan sebelumnya Rp 1,68 triliun, sedangkan beli bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai tercatat senilai Rp 901 juta.
Sementara itu rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pekan lalu mengalami peningkatan menjadi Rp 12,75 triliun.
Senada dengan peningkatan nilai transaksi, frekuensi saham berpindah tangan juga mengalami peningkatan 1,40% dalam sepekan. Tercatat saham-saham di BEI secara total ditransaksikan sebanyak 6,88 juta kali, turun dari pekan sebelumnya (6-10 September) yang mencapai 6,79 juta kali.
Dalam sepekan saham 10 saham teraktif didominasi oleh emiten kecil dengan mayoritas total masing-masing nilai transaksi tidak mencapai Rp 1 triliun, kecuali tiga emiten. Berikut adalah daftar lima saham yang paling sering berpindah tangan pada perdagangan pekan lalu, berdasarkan rilis resmi BEI.
1. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
Emiten perbankan umum pelat merah ini diperdagangkan sebanyak 173,734 kali pekan lalu. Dengan volume perdagangan 2,45 miliar saham, nilai transaksi saham ini tercatat sebesar Rp 8,95 triliun, terbesar di antara saham-saham paling aktif di bursa.
Pekan lalu saham ini mengalami kenaikan harga 5,82% ke level 3.820/saham dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 571,66 triliun.
2. PT Agro Yasa Lestari Tbk (AYLS)
Meski sempat diawasi hingga digembok oleh bursa pada perdagangan Rabu (22/9) akibat kenaikan harga secara signifikan, emiten perdagangan besar aspal dan geosintetik tetap diminati oleh sejumlah investor dengan total jumlah transaksi mencapai 122,739 kali, nilai transaksi saham ini tercatat hanya sebesar Rp 304,18 miliar. Menanggapi suspensi bursa, saham ini sepat ditutup di zona merah pada dua hari perdagangan terakhir.
Dalam sepekan saham ini naik 0,95%, sedangkan selama sebulan terakhir meningkat hingga 198% dengan kapitalisasi pasar hanya Rp 177,51 miliar.
3. PT DMS Propertindo Tbk (KOTA)
Emiten pengembang properti ini diperdagangkan sebanyak 118,492 kali pekan lalu. Dengan volume perdagangan 3,08 miliar saham, nilai transaksi saham ini tercatat sebesar Rp 615,94 miliar. Investor terlihat ramai-ramai melepes kepemilikan saham perusahaan ini, tercatat pekan lalu saham ini empat hari ditutup di zona merah, satu-satunya penutupan zona hijau terjadi di hari terakhir perdagangan minggu lalu, di mana saham ini naik 1,11% ke level Rp 182/saham. Dalam sepekan saham ini melemah 18,75%.
4. PT Arkha Jayanti Persada Tbk (ARKA)
Emiten yang bergerak di bidang industri manufaktur ini diperdagangkan sebanyak 117,565 kali pekan lalu. Dengan volume perdagangan 2,09 miliar saham, nilai transaksi saham ini tercatat hanya sebesar Rp 217,12 miliar.
Saham yang baru bergerak dua minggu terakhir setelah berbulan-bulan 'tidur panjang' di level gocap alias Rp 50/saham ini dalam sepekan melesat 53,52%. Meski demikian pada hari terakhir perdagangan minggu lalu ARKA menjadi pemuncak top losers dengan anjlok hingga ARB 6,84%.
Sebelum tiba-tiba bangkit pada Rabu (15/9), saham ARKA terakhir kali bergerak pada 30 Maret 2021 ketika naik ke 2,00% ke Rp 51/saham, kemudian sehari setelahnya turun 1,96% ke level gocap alias Rp 50/saham. Kapitalisasi pasarnya tercatat hanya senilai Rp 204 miliar.
5. PT Bank Jago Tbk (ARTO)
Saham ARTO diperdagangkan sebanyak 105,511 kali pekan lalu. Dengan volume perdagangan hanya 212 juta saham, nilai transaksi ARTO tercatat mencapai Rp 3,42 triliun hanya kalah dari nilai transaksi BBRI. Dalam sepekan harga saham ini meningkat 0,63% ke level Rp 15.950 per saham dengan asing mencatatkan beli bersih sepekan Rp 62,67 miliar.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Covid Meledak 7.010 Kasus, Saham Rumah Sakit Diserbu Investor