Saham Tung Desem-Eks Jubir KPK Ngamuk Lagi, Cek Jeroannya!

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
27 September 2021 10:28
Instagram @tungdesemwaringin.tdw
Foto: Instagram @tungdesemwaringin.tdw

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten pendatang baru yang bergerak di bidang penyedia solusi software ERP (Enterprise Resource Planning) PT Global Sukses Teknologi Tbk (RUNS) kembali melonjak pada awal perdagangan hari ini, Senin (27/9/2021).

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.53 WIB, saham RUNS melejit 6,59% ke Rp 890/saham. Pada setengah jam sebelumnya, saham ini sempat melejit hingga menyentuh batas auto rejection atas (ARA) untuk Papan Akselerasi 10% ke Rp 915/saham.

Nilai transaksi RUNS mencapai Rp 26,62 miliar dengan volume perdagangan 30,02 juta saham.

Dengan ini, saham RUNS sudah melesat selama 14 hari beruntun sejak pertama kali debut pada 8 September lalu. Lebih rinci, dari penguatan tersebut saham RUNS selalu menguat lebih dari 9% dengan 6 kali menyentuh batas ARA.

Praktis, dalam sepekan saham ini melambung tinggi 53,45%, sementara sejak penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di harga Rp 254/saham, saham RUNS sudah 'terbang' 250,39%.

Adapun nilai kapitalisasi pasar saham RUNS mencapai Rp 870,45 miliar.

Lantas, bagaimana sebenarnya kinerja keuangan RUNS?

Berdasarkan prospektus IPO di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), per Maret 2021, RUNS mencatatkan rugi bersih Rp 2,56 miliar, membengkak 117,77% secara tahunan (year on year/yoy) dari rugi bersih Maret 2020 sebesar Rp 1,18 miliar.

Di tengah rugi bersih, pendapatan usaha RUNS pada Maret tahun ini melonjak signifikan 470,65% yoy menjadi Rp 176,19 juta. Beban pokok usaha pun dapat ditekan menjadi 98,37% dari Rp 328,81 juta pada Maret 2020 menjadi Rp 5,37 juta pada periode yang sama tahun ini.

Sementara, sepanjang 2020, RUNS berhasil mencetak laba bersih Rp 7,71 miliar, naik 267,43% secara tahunan dari Rp 2,09 miliar pada akhir 2019. Pendapatan bersih pun tumbuh 300,37% menjadi Rp 22,49 miliar per 31 Desember 2020.

Pada tahun lalu, penjualan utama RUNS berhasil dari pos Run System, yakni sebesar Rp 22,35 miliar. Rinciannya, penjualan kepada pihak berelasi--PT Metranet--sebesar Rp 22,35 miliar dan penjualan kepada pihak ketiga mencapai Rp 1,38 miliar. Catatan saja, pada 2019, penjualan kepada pihak berelasi belum tercatat di laporan keuangan RUNS.

Selain dari penjualan Run System, pos penjualan Run I Probe kepada pihak ketiga berkontribusi sebesar Rp 69,84 juta pada akhir 2020. Lalu, penjualan lainnya kepada pihak ketiga sebesar Rp 71,64 juta.

Menurut penjelasan manajemen dalam prospektus, pendapatan dari RunSystem merupakan pendapatan yang berasal dari licensing produk, biaya implementasi produk, biaya maintenance tahunan, change management dan manage service.

Kemudian, pendapatan dari Run iProbe merupakan pendapatan yang berasal dari pendapatan subscription. Pendapatan lainnya merupakan pendapatan yang berasal dari pendapatan subscription produk lainnya

Kemudian, beban pokok usaha selama 2020 bertambah 325,90% secara yoy menjadi Rp 7,16 miliar.

Lebih lanjut, per Maret 2021, total aset RUNS mencapai Rp 35,36 miliar, lebih kecil dibandingkan total aset per 31 Desember 2020 sebesar Rp 38,41 miliar.

Lebih rinci, total liabilitas Maret tahun ini Rp 2,93 miliar, sementara liabilitas 2020 mencapai Rp 3,42 miliar. Adapun total ekuitas perusahaan pada 3 bulan pertama 2021 sebesar Rp 32,44 miliar, lebih kecil dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang senilai Rp 34,99 miliar.

NEXT: Nama Beken Jadi Komisaris RUNS

Sebagai informasi, RUNS merupakan emiten ke-34 yang tercatat di BEI pada 8 September lalu dengan melepas sebanyak 196.800.000 lembar saham dengan harga penawaran Rp 254 per saham, sehingga dana yang berhasil dihimpun oleh Perseroan sebesar Rp 49,98 miliar.

Direktur Utama RUNS, Sony Rachmadi Purnomo menyampaikan, dari hasil penghimpunan dana IPO, sekitar 74% akan digunakan sebagai modal kerja. 11% akan digunakan untuk market acquisition and expansion, 10% akan digunakan untuk riset dan pengembangan dan 5% untuk untuk belanja modal perseroan.

Menurut penjelasan di prospektus IPO, RUNS memiliki kegiatan usaha utama bergerak di bidang penyedia solusi software ERP--untuk mengelola sumber daya perusahaan--yang terintegrasi dari proses bisnis hulu ke hilir (integrated end to end user business process) untuk segala bisnis dari skala menengah hingga besar.

Saat ini, jelas RUNS, kompetitor RUN System kebanyakan berasal dari luar negeri, seperti SAP, Oracle, Microsoft Dynamic, dan INFOR.

Namun, jelas manajemen RUNS, saat ini beberapa kompetitor dari dalam negeri yang bermunculan, seperti SUNFISH ERP, GTERP, Zahir, dan beberapa penyedia software lokal lainnya.

Berdasarkan estimasi dari perseroan dari berbagai sumber--diantaranya Gartner dan BPS--estimasi dari pangsa pasar Perseroan untuk ERP di Indonesia, yaitu sebesar 0,16% dibandingkan dengan keseluruhan spending ERP di Indonesia pada 2019.

Selain ERP, RUNS juga memiliki produk di bidang HR Software dimana secara persaingan jauh lebih ketat dibandingkan dengan ERP karena di Indonesia software HR sedang berkembang sangat pesat.

"Ketika market leader yaitu Sunfish masih cukup stabil, pemain baru pun banyak yang kemudian bermunculan. Beberapa diantaranya adalah "Hadir" dan "Gadjian" dari Mekari Group, "Jojonomic" yang awalnya bermula dari software manajemen keuangan pribadi lalu berkembang menjadi produk HR end-to-end, dan software house lokal lainnya yang juga terus bermunculan," jelas manajemen RUNS dalam prospektus IPO, dikutip CNBC Indonesia, Jumat (24/9/2021).

Ada Motivator Kondang dan Eks Jubir KPK Duduk sebagai Komisaris RUNS

Menurut keterangan di prospektus IPO perusahaan, ada dua nama terkenal yang menjabat komisaris RUNS, yakni mantan Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah sebagai Komisaris dan motivator dan pakar marketing kondang Tung Desem Waringin sebagai Komisaris Independen.

Dikutip dari prospektus, Febri Diansyah menjabat Komisaris RUNS sejak 2020, di samping menjadi Managing Partner Visi Integritas Law Office pada tahun yang sama hingga sekarang.

Febri dikenal sebagai Juru Bicara (jubir) KPK sejak 2016-2019 dan Kepala Biro Humas KPK pada 2016-2020. Sebelum itu, karir pria lulus Ilmu Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) ini dimulai ketika bekerja untuk Indonesia Court Monitoring (2005-2007) dan Indonesia Corruption Watch (2007-2013).

Sementara, Tung Desem menjabat Komisaris Independen RUNS sejak 2021 hingga sekarang. Penulis sejumlah buku mengenai marketing populer ini juga menjabat jabatan komisaris di beberapa perusahaan, seperti Komisaris Utama PT Cana Kusuma Bangsa Indonesia (2019-sekarang), Komisaris PT Andalas Lancar Sejahtera (The Daily Wash Laundromat) (2019-sekarang), dan Komisaris PT Toga Mas Yogyakarta (Toko Buku Toga Mas Jogja) (2014-sekarang).

Selain itu, Tung Desem juga menjabat Direktur PT Tung Desem Waringin Resources sejak 2005 hingga sekarang.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular