
Siap Garap 'New Economy', Bali United Bikin Anak Usaha Baru!

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) mengumumkan pendirian anak usaha baru, dan melebarkan ekspansi di luar bisnis utama pengelolaan klub sepak bola Liga 1 Bali United.
Berdasarkan laporan informasi fakta material yang terbit di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), anak usaha yang didirikan Bali Bintang Sejahtera diberi nama PT Ekonomi Baru Investasi Teknologi.
Corporate Secretary Bali Bintang Sejahtera Yohanes Ade Bunian Moniaga mengungkapkan BOLA memiliki saham sebesar 90% atau sebesar Rp 3,6 miliar dan telah melakukan setoran modal awal secara penuh pada 22 September 2021.
"Anak usaha tersebut bergerak di bidang aktivitas holding, informasi dan komunikasi, serta aktivitas profesional, ilmiah, dan teknis," katanya dalam keterangan resmi yang dikutip CNBC Indonesia, Jumat (24/9).
Yohanes juga mengatakan melalui anak perusahaan tersebut, perseroan berencana untuk melakukan investasi bisnis-bisnis teknologi berbasis ekonomi baru.
Ia juga meyakinkan investor bahwa pendirian anak perusahaan ini tidak akan berdampak negatif yang signifikan terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha perseroan.
Ekspansi ke bisnis digital
Sebelumnya dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada 4 Agustus 2021 terkait persetujuan penggunaan dana hasil penawaran umum (IPO), pemegang saham BOLA setuju akan mengalokasikan 45,4% atau hampir setengah dana IPO untuk memperkuat struktur permodalan bagi entitas anak yang digunakan untuk capex dan investasi.
Sebanyak 97,4% dari total alokasi tersebut akan disalurkan kepada PT Kreasi Karya Bangsa yang fokus pada segmen hiburan dan penyedia konten digital. Penggunaan dananya termasuk untuk pembangunan studio, kantor live streaming, rumah produksi, pembelian kamera hingga pembayaran utang kepada induk serta akuisisi entitas berbasis teknologi.
Sedangkan sebagian kecil sisanya akan digunakan untuk membangun gaming house serta fasilitas pendukung milik PT IOG Indonesia sejahtera sebesar 1,3%, dan sisanya sebesar 1,3% lainnya digunakan oleh PT Radio Swara Bukit Bali Indah untuk membeli peralatan stasiun radio.
Berdasarkan publik ekspose yang dilaksanakan 4 Agustus tersebut, pihak manajemen emiten milik pengusaha Pieter Tanuri ini mengatakan bahwa perusahaan memiliki dua fokus bisnis utama lain di luar olahraga (termasuk e-sport) yaitu hiburan dan inkubator komunitas digital.
Dari sektor hiburan, BOLA memiliki agensi pemasaran digital dan juga menyediakan jasa layanan live streaming dengan aset berupa puluhan kamera kualitas TV yang tersebar di seluruh Indonesia.
Pihak manajemen BOLA mengatakan ketika kompetisi Liga 1 kembali bergulir bisnis layanan live streaming ini mampu menghasilkan pendapatan tahunan sekitar Rp 100 miliar.
Terakhir perusahaan juga mengatakan akan fokus pada inkubator komunitas digital untuk memanfaatkan kecanggihan dan peluang dari sosial media, dengan segmentasi yang sangat beragam mulai dari kesehatan mental, Korea, olahraga hingga dakwah dan wanita muslim.
Sepanjang semeter pertama tahun 2021, pendapatan BOLA turun 22,7% menjadi Rp 35,43 miliar, dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 45,84 miliar.
Meskipun pendapatan perusahaan tertekan, BOLA masih mencatatkan laba bersih sebesar Rp 72,10 miliar dari sebelumnya rugi Rp 12,51 miliar. Jumlah laba tengah tahun ini bahkan lebih besar dari total pendapatan semester I-2021.
Pada penutupan perdagangan sesi-I Jumat (24/9) di pasar modal, saham BOLA melesat naik 8,87% ke level Rp 675 per saham dengan kapitalisasi pasar Rp 4,05 triliun.
Dalam sepekan saham ini melemah 8,78%, selama sebulan terakhir terkoreksi 17,68% dan sejak awal tahun harga sahamnya terbang meroket hingga 312%.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Suspensi Dibuka, Saham Bali United Langsung 'Ngamuk' 20%
