
Mau Weekend, IHSG Kayaknya Masih Galau di Sesi 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup flat 0,00% ke level 6.142,73 di sesi I perdagangan Jumat (24/9/2021).
Data perdagangan mencatat ada sebanyak saham 225 menguat, 288 melemah dan sisanya 146 stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp 8,14 triliun dan asing membukukan net buy sebesar Rp 944,5 miliar.
IHSG sempat menguat di awal perdagangan. Namun ambles satu jam setelah perdagangan buka.
Di regional, bursa saham Asia bergerak variatif. Indeks Nikkei mengalami kenaikan 2% setelah kembali buka pasca libur. Namun indeks Asia lain yang sebelumnya sudah menguat kini bergerak di zona merah.
Indeks Hang Seng turun tipis 0,06%. Indeks Shang Hai Composite melemah 0,15% dan indeks Straits Times turun 0,18% siang ini.
Sebenarnya Wall Street dini hari tadi ditutup dengan ceria. Semua indeks acuan berhasil finis di zona hijau dengan apresiasi lebih dari 1% masing-masing.
Melesatnya bursa saham AS tersebut salah satunya didorong oleh sentimen dari krisis keuangan Evergrande yang mulai memudar, meskipun pelaku pasar juga masih perlu memantau perkembangannya.
Sentimen membaik setelah pemerintah China serius menangani permasalahan keuangan Evergrande, di mana pemerintah China telah memberikan bantuan dana hinggaratusan triliun rupiah ke sistem keuangan China. Hal ini dilakukan untuk menekan kekhawatiran pelaku pasar terhadap krisis perusahaan properti terbesar kedua di China, Evergrande Group.
Pemerintah China melalui PBoCĀ (bank sentral China) mengaku telah menyuntikkan dana sebesar 120 miliar yuan (US$ 18,6 miliar) atau Rp 264 trilun lebih ke sistem perbankan lewatreverse repurchase agreements. Secaranet, suntikan yang diberikan PBoC mencapai 90 miliar yuan.
Namun, yang masih perlu diamati oleh pelaku pasar terkait Evergrande adalah pembayaran obligasisenilai US$ 83 juta yang akan jatuh tempo pada Kamis. Pemerintah China menegaskan Evergrande untuk menghindari gagal bayar (default) obligasi berbasis dolar AS.
![]() Analisis Teknikal IHSG Sesi 2 24 September 2021/Tri Putra |
Analisa Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di atas garis BB 20 tetapi masih di bawah level resistance.
Untuk melanjutkan tren bullish atau penguatan, indeks perlu melewati level resistance terdekat yang berada di area 6.186. Sementara untuk merubah tren bullish menjadi bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.108.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 60,45 dan memang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli maupun jenuh jual. Indikator RSI masih flat
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal maka pergerakan IHSG selanjutnya di sesi II berpotensi untuk cenderung sideways.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cek Dulu Arah Gerak IHSG Sebelum Cari Cuan Hari Ini
