Covid Singapura Rekor Sejak Pandemi, Dolarnya Makin Murah?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
23 September 2021 13:47
Ilustrasi Penukaran Uang (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Penukaran Uang (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19) masih terus menanjak, kali ini bahkan mencatat rekor tertinggi sepanjang pandemi. Meski demikian, nilai tukar dolar Singapura justru menguat tajam melawan rupiah.

Pada perdagangan Kamis (23/9), pukul 12:45 WIB SG$ 1 setara Rp 10.546,18, dolar Singapura menguat 0,31% di pasar spot, melansir data Refintiv.

Penguatan tersebut sepertinya terjadi akibat aksi ambil untung (profit taking) dari sisi rupiah, sebab dolar Singapura belakangan terus merosot bahkan tidak pernah menguat dalam 5 hari perdagangan terakhir. Kurs dolar Singapura juga berada di level termurah dalam lebih 7 bulan terakhir, tepatnya sejak 17 Februari lalu.

Dalam dua hari terakhir, dolar Singapura sebenarnya menguat di awal perdagangan, tetapi di sore hari berbalik melemah setelah pemerintah Singapura melaporkan kenaikan tajam kasus Covid-19.

Terbaru, kemarin pemerintah Singapura melaporkan penambahan kasus sebanyak 1.457 orang, melampaui rekor sebelumnya 1.426 orang, yang tercatat pada 20 April tahun lalu. Dengan laju penambahan seperti saat ini, penambahan kasus Covid-19 di Singapura diperkirakan akan menembus 2.000/hari di awal Oktober.

Selain itu, Kementerian Kesehatan Singapura (Ministry of Health/MOH) juga melaporkan 3 orang meninggal dunia, sehingga total di bulan ini ada 13 orang yang meninggal terinfeksi Covid-19.

Jumlah pasien yang berada di rumah sakit kemarin sebanyak 1083 orang, turun dari hari sebelumnya 1.109 pasien. Kemudian pasien dengan serius dan membutuhkan oksigen sebanyak 145 orang, dengan 19 orang dalam kondisi kritis di ICU.

Sementara itu rupiah hari ini sedikit tertekan setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed mengumumkan kebijakan moneter.

Dalam pengumuman tersebut, selain mempertahankan suku bunga acuan 0,25%, The Fed juga menegaskan akan segera melakukan tapering.

"Jika semua kemajuan terus sesuai dengan ekspektasi, anggota Komite menilai pengurangan nilai pembelian aset bisa segera dilakukan," tulis pernyataan The Fed.

Rupiah yang merupakan mata uang emerging market sedikit tertekan pada hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular