Ramai Nasabah Asuransi Tutup Polis, Gimana Nasib Unit Link?

Monica Wareza, CNBC Indonesia
23 September 2021 07:40
Ilustrasi Gedung OJK
Foto: Sejumlah nasabah dan agen PT Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 berdialog mengenai penolakan terhadap Badan Perwakilan Anggota Nomor : 26/BPA-RUA/XII/2020 di Kantor Wisma Bumiputera, (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

CNBC Indonesia merangkum beberapa peristiwa dan data yang disampaikan OJK sebelumnya terkait dengan penurunan jumlah polis unit link, aduan nasabah unit link, hingga indikasi adanya pemasaran unit link berkedok MLM (multi level marketing) berdasarkan hasil temuan OJK.

Tahun lalu, OJK mencatatkan terjadi penurunan signifikan atas pemegang polis unit link, kendati penurunan ini juga dipengaruhi pandemi Covid-19.

Berdasarkan data OJK, sepanjang 2020, jumlah pemegang polis unit link berkurang hampir 3 juta polis atau tepatnya 2,8 juta, atau dari sebelumnya di akhir 2019 sebanyak 7 juta, menjadi hanya 4,2 juta di tahun lalu, turun 40%.

Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) 2A OJK, Ahmad Nasrullah menyebutkan jumlah tertanggung PAYDI menurun karena kondisi Covid-19 pada 2020 sehingga banyak yang tak melanjutkan polisnya.

"Tahun 2020 banyak yang tidak melanjutkan produk ini, atau sudah jatuh tempo. Tambahan nasabah baru tak banyak," kata dia, dalam dialog webinar 'Produk Asuransi Unit Link dan Pengawasannya oleh OJK' di Jakarta, Rabu (21/4/2021).

Kuartal I-2021

Adapun di kuartal I-2021, atau Q1, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) melaporkan asuransi dalam bentuk unit link atau produk gabungan proteksi dan investasi justru menjadi primadona sepanjang kuartal I-2021.

Hal ini tercermin dari pertumbuhan premi asuransi produk ini yang mencapai 31,7% secara tahunan (year on year/YoY) atau berkontribusi sebesar 62,4% dari total premi asuransi jiwa yang senilai Rp 57,45 triliun di periode tersebut.

Jumlah premi asuransi ini mencapai Rp 35,83 triliun di akhir Maret lalu, naik dari posisi Rp 27,2 triliun di akhir Maret 2020.

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon mengatakan unit link secara konsisten selalu menjadi produk yang mendominasi selama beberapa tahun terakhir.

"Unit link mengalami peningkatan signifikan sebesar 31,7%. Hal ini menunjukkan bahwa produk unit link masih diminati masyarakat karena nasabah mendapatkan dua manfaat sekaligus, yaitu proteksi asuransi dan juga investasi dalam satu produk dalam satu layanan," kata Budi dalam konferensi pers AAJI, Selasa (8/6/2021).

Sebab itu, pihaknya berharap agar OJK dapat terus mendukung perkembangan dan pertumbuhan seluruh saluran distribusi dan varian produk yang tersedia bagi masyarakat.

Harapannya seluruh saluran distribusi dan produk asuransi jiwa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan terus bertumbuh positif dalam beberapa waktu ke depan.

"AAJI meyakini usaha bersama insan asuransi jiwa dan stakeholder-nya memegang peranan penting. Koridor pengaturan dan kebijakan best practices yang sesuai dengan kondisi pasar menjadi kunci utama menjaga momentum positif ini. AAJI berkomitmen untuk meningkatkan implementasi prinsip kehati-hatian, melindungi dan mengedukasi nasabahnya," tandasnya.

Sebelumnya, CNBC Indonesia memberitakan sejumlah perusahaan asuransi jiwa papan atas mendapati laporan keluhan nasabah berkaitan dengan pencairan produk unit link ini.

Bahkan aksi protes nasabah unit link perusahaan asuransi jiwa pun ramai di media sosial memunculkan kehebohan baru soal produk asuransi berbalut investasi ini.

(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular