
Batu Bara Drop Karena Xi Jinping, Saham Produsennya Masih Oke

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten batu bara cenderung naik pada awal perdagangan hari ini, Rabu (22/9/2021).
Pergerakan saham ini terjadi di tengah adanya sentimen negatif dari Presiden China Xi Jinping yang berpidato di depan Majelis Umum PBB soal komitmen China yang tak akan membangun proyek pembangkit listrik tenaga batu bara lagi di luar negeri.
Sebagaimana diketahui, melalui pendanaan Belt and Road (BRI), China berinvestasi di sejumlah proyek PLTU di beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia.
Berikut penguatan saham batu bara, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pukul 10.08 WIB.
Bukit Asam (PTBA), saham +2,19%, ke Rp 2.330/saham
Adaro Energy (ADRO), +1,86%, ke Rp 1.370/saham
Indo Tambangraya Megah (ITMG), +1,41%, ke Rp 17.950/saham
United Tractors (UNTR), +1,21%, ke Rp 20.850/saham
Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS), +1,20%, ke Rp 84/saham
Harum Energy (HRUM), +0,96%, ke Rp 5.275/saham
Golden Energy Mines (GEMS), +0,86%, ke Rp 3.530/saham
Indika Energy (INDY), +0,37%, ke Rp 1.355/saham
Menurut data di atas, saham emiten pelat merah PTBA memimpin penguatan dengan naik 2,19% ke Rp 2.330/saham, setelah 3 hari beruntun ambles. Selama sepekan saham PTBA turun 3,32%, sementara dalam sebulan melejit 11,48%.
Kemudian, saham ADRO yang terkerek 1,86% ke Rp 1.370/saham, melanjutkan kenaikan pada perdagangan kemarin. Dengan ini, dalam seminggu saham ADRO masih turun 1,80%, sementara dalam sebulan melesat 8,76%.
Ketiga, saham ITMG yang terapresiasi 1,41% ke Rp 17.950/saham, usai naik tipis 0,28% pada Selasa kemarin. Dalam sepekan saham ITMG masih terkoreksi 0,28%, sementara dalam sebulan mendaki 16,56%.
Di bawah ITMG, ada saham Grup Astra UNTR yang naik 1,21% ke posisi Rp 20.850/saham. Saham UNTR melanjutkan kenaikan pada 2 hari sebelumnya. Kendati naik, dalam sepekan saham ini masih melemah 3,93%, sementara dalam sebulan terdorong naik 8,76%.
Sebelumnya, Presiden Negeri Tirai Bambu Xi Jinping memberikan pidato langka di depan Majelis Umum PBB, Selasa (22/9) malam waktu New York, AS. Ia membuat komitmen iklim baru untuk menangani pemanasan global.
Xi menegaskan, China tak akan membangun proyek pembangkit listrik tenaga batu bara lagi di luar negeri.
Ia juga berjanji mempercepat upaya China untuk menjadi "netral karbon" di 2060. Termasuk mendukung negara berkembang mengembangkan energy hijau dan rendah karbon.
"Kami akan melakukan segala upaya untuk mencapai tujuan ini," ujarnya dalam pidato yang direkam sebelumnya dikutip dari AFP.
Pengumuman China ini sama seperti Korea Selatan dan Jepang. Kedua negara donor proyek batu bara di sejumlah negara itu juga menegaskan hal yang sama.
Di kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyambut baik sikap China. Ini juga dibarengi dengan komitmen baru AS meningkatkan pendanaan iklim internasionalnya hingga menjadi US$ 11,4 miliar per tahun.
"Saya menyambut baik pengumuman yang dibuat Presiden Xi, untuk mengakhiri semua pembiayaan," tegasnya.
Sementara Wakil Presiden untuk iklim dan ekonomi di World Resources Institute, Helen Mountford, mengatakan komitmen Xi adalah titik bersejarah. China, dalam laporan sejumlah kelompok non pemerintah disebut telah mengucurkan US$ 35 miliar untuk batu bara sejak Perjanjian Iklim Paris (Paris Agreement) ditandatangani 2015.
"Saluran pembiayaan publik internasional untuk batu bara sudah dimatikan," katanya.
Sementara, kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat US$ 178,3/ton. Turun 0,75% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Hal ini terjadi setelah pada 15 September 2021, harga batu bara ditutup US$ 180,6/ton. Ini adalah rekor tertinggi setidaknya sejak 2008. Selepas itu, harga si batu hitam cenderung fluktuatif.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Batu Bara To The Moon Taipan Makin Cuan