Analis Teknikal

Hong Kong Bawa Kabar Buruk, IHSG Sesi II Belum Aman Gaes!

Putra, CNBC Indonesia
Senin, 20/09/2021 13:13 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,17% ke level 6.061,41 pada sesi I perdagangan Senin (20/9/2021).

Data perdagangan mencatat sebanyak 132 saham menguat, 385 turun dan 139 stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp 6,45 triliun dan asing mencatatkan jual bersih senilai Rp 40,9 miliar.

Koreksi pada IHSG mengekor bursa saham Hong Kong yang kebakaran hari ini. Indeks Hang Seng anjlok 3,23% akibat kecemasan investor akan gagal bayarnya raksasa properti Evergrande yang memicu terjadinya panic selling.


Belum lama ini Bloomberg memberitakan, seperti dikutip dari Reuters, otoritas perumahan China telah memberitahukan kepada bank-bank bahwa Evergrande tidak akan mampu membayar bunga pinjaman yang jatuh tempo pada 20 September 2021 karena kesulitan likuiditas.

Meskipun perkembangan pandemic menunjukkan perbaikan, namun IHSG malah longsor karena sentimen yang datang dari Hong Kong.

Selain itu pada awal pekan ini, secara umum, investor cenderung bersikap hati-hati menjelang rapat FOMC(rapat bank sentral AS) yang akan berlangsung pekan ini.

Selain itu, pelaku pasar akan mencermati arah kebijakan moneter dari Bank Indonesia yang akan dirilis dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pekan ini.

Foto: Analisis Teknikal Sesi 2 20 September 2021/Tri Putra
Analisis Teknikal Sesi 2 20 September 2021/Tri Putra

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di bawah area support-nya sehingga akan cenderung melanjutkan pelemahan.

Untuk melanjutkan tren bullish atau penguatan, indeks perlu melewati level resistance terdekat yang berada di area 6.107. Sementara untuk merubah tren bullish menjadi bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.076.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 37,45 dan memang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli maupun jenuh jual. Namun indikator RSI menunjukkan adanya penurunan.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di bawah area support, indikator RSI yang menurun serta pelebaran BB maka pergerakan IHSG selanjutnya di sesi II masih dibayangi tekanan jual dan volatilitas yang tinggi.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(tas/tas)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor