
Bursa Asia-Pasifik Sepi, Hang Seng Ambles & STI Naik

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Asia-Pasifik pada perdagangan Senin (20/9/2021) awal pekan ini cenderung sepi, di mana indeks utama di kawasan Asia tidak dibuka karena sedang libur nasional.
Namun beberapa indeks saham masih dibuka pada hari ini, seperti Hong Kong, Singapura, Indonesia, dan Australia.
Indeks Straits Times Singapura dibuka naik tipis 0,09%. Sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong dibuka ambruk 2,38% dan indeks S&P/ASX 200 Australia dibuka ambles 1,29%.
Hari ini akan menjadi hari perdagangan yang relatif sepi di kawasan regional, di mana pasar saham di China, Jepang dan Korea Selatan ditutup pada hari ini karena sedang libur nasional masing-masing negara.
Sementara dari Amerika Serikat (AS), saham-saham di Wall Street telah berjuang sepanjang bulan September yang lemah secara musiman, dengan Dow Jones Industrial Average mengalami pelemahan tiga pekan berturut-turut, menjadikan kinerja buruk yang pertama pada tahun 2021.
Fokus investor global pada pekan ini adalah rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) periode September 2021, di mana pelaku pasar akan memantau rapat tersebut untuk melihat petunjuk tentang pengurangan pembelian obligasi atau tapering dan pengetatan kebijakan moneter.
Investor akan memantau akan ke mana kebijakan tapering: apakah dipercepat menjadi November atau ditunda menjadi tahun depan karena jumlah slip gaji Agustus lalu hanya bertambah 235.000, atau jauh di bawah ekspektasi pasar.
Sejauh ini, lebih dari 60% ekonom dalam polling Reuters memperkirakan bahwa kebijakan tapering akan dimulai pada Desember. Mereka akan menunggu data klaim tunjngan pengangguran mingguan untuk melihat tren pasar tenaga kerja akan ke mana.
Selain meninjau data ketenagakerjaan, investor juga akan memantau data ekonomi AS lainnya pada pekan ini, seperti data Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI sektor manufaktur dan jasa per September yang akan dirilis pada Kamis (23/9/2021) malam waktu setempat.
Konsensus Tradingeconomics memperkirakan laju ekspansi keduanya melambat, yakni dari 61,1 ke 60 untuk sektor manufaktur dan dari 55,1 ke 54 untuk sektor jasa. Angka di atas 50 dalam indeks PMI mengindikasikan ekspansi, dan sebaliknya di bawah itu mengindikasikan kontraksi.
Di lain sisi, harga minyak mentah acuan dunia terpantau melemah pada perdagangan pagi waktu Asia. Harga minyak mentah jenis Brent melemah 0,27% ke level US$ 75,14 per barel, sedangkan harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) terkoreksi 0,29% ke US$ 71,76 per barel.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article The Fed Segera Pangkas Suku Bunga, Bursa Asia Dibuka Sumringah
