Sentuh Rp 14.185/US$, Rupiah Sukses Pukul Balik Dolar AS

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
17 September 2021 15:45
Dollar AS - Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Dollar AS - Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Dolar AS sedang perkasa pasca rilis data penjualan ritel kemarin. Kemarin indeks dolar AS melesat 0,41% ke 92,93, tetapi hari ini turun tipis 0,07%.

Pada Agustus 2021, penjualan ritel di Negeri Adidaya tumbuh 0,7% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Jauh membaik ketimbang Juli 2021 yang minus 1,8% mtm. Juga jauh lebih baik dari konsensus pasar yang dihimpun Reuters dengan perkiraan minus 0,8%.

"Konsumsi di AS tidak berkurang sebanyak yang diperkirakan. Ekonomi masih bergeliat," ujar Chris Low, Kepala Ekonom FHN Financials yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Reuters.

Rebound penjualan ritel tersebut membuat rapat kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) pekan depan kembali menarik, isu tapering dalam waktu dekat yang sebelumnya sempat meredup kini kembali muncul.

Tetapi, tetap saja pelaku pasar tidak memasang ekspektasi yang tinggi, dan lebih memilih menanti detail dari The Fed saat pengumuman kebijakan moneter Kamis (23/9) dini hari waktu Indonesia.

"Kita menanti rapat kebijakan moneter The Fed pekan depan, itu tetap akan menjadi fokus utama. Saya pikir sebelum pengumuman tersebut, dolar AS tidak akan mengalami pergerakan besar, baik menguat atau pun melemah," kata Shinichiro Kadota, ahli strategi di Barclays Tokyo, sebagaimana dilansir CNBC International.

Dengan rilis data inflasi yang melambat, dan data tenaga kerja yang mengecewakan awal bulan ini membuat rapat The Fed kali ini disebutkan antiklimaks.

Tetapi, bukan berarti tidak akan penting, kejutan bisa saja terjadi. Selain itu, Suki Cooper, analis dari Standard Chartered Bank melihat tapering baru akan diumumkan pada bulan November, tetapi rapat kebijakan moneter The Fed bulan ini akan berisi dot plot, yakni proyeksi suku bunga untuk tahun 2024. Sehingga tetap akan menjadi perhatian besar bagi pelaku pasar.

"Meski pengumuman tapering tidak akan dilakukan hingga bulan November, rapat kebijakan The Fed bulan ini akan memberikan proyeksi suku bunga untuk tahun 2024. Dan proyeksinya akan sama dengan tahun 2023, yakni dua kali kenaikan suku bunga," kata Cooper.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular