
Sejarah Indosat: Dijual Megawati sampai Bergabung dengan Tri

Jakarta, CNBC Indonesia - Merger yang sudah lama ditunggu-tunggu akhirnya rampung juga. Ooredoo QPSC (Ooredoo) dan dan CK Hutchison Holdings Limited (CK Hutchison) resmi mengumumkan penandatanganan dari kesepakatan transaksi definitif untuk pengajuan penggabungan bisnis telekomunikasi masing-masing di Indonesia, yaitu PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT Hutchison 3 Indonesia (H3I) atau Tri Indonesia.
Perusahaan gabungan akan kemudian diberi nama PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (Indosat Ooredoo Hutchison).
Setelah penggabungan, Indosat Ooredoo Hutchison akan dikendalikan secara bersama-sama oleh Ooredoo Group dan CK Hutchison.
Jejak langkah Indosat memang sering kali mencuri perhatian publik, dari mulai awal pendirian hingga kini bergabung dengan operator telekomunikasi menjadi penguasa pasar nomor dua siap menyaingi 'anak kandung' yang jauh lebih sukses.
Berikut Tim Riset CNBC Indonesia coba merangkum jejak langkah, beberapa keputusan penting dalam 50 tahun lebih Indosat berkiprah di Indonesia.
Situs resminya mencatat, bahwa Indosat didirikan pada tahun 1967 sebagai perusahaan penanaman modal asing yang menyediakan layanan telekomunikasi Internasional di Indonesia.
Indosat menjadi salah satu perusahaan PMA pertama sejak diberlakukannya UU Penanaman Modal Asing di Indonesia. American Cable & Radio Corporation (ACR) anak perusahaan telekomunikasi AS bernama International Telephone & Telegraph Corporation (ITT) mengawali Indosat dengan modal 6 juta dolar AS.
Lalu pada tahun 1980, pemerintah Indonesia memutuskan untuk mengakuisisi saham Indosat untuk mendukung program satelit Orde Baru saat itu. Keputusan ini juga sempat mengalami resistensi dari beberapa pihak yang takut jika nasionalisasi akan berdampak buruk pada investasi asing karena pemerintah sedang giat-siatnya menghimpun dana asing untuk pembangunan.
Setelah menjadi BUMN, perusahaan ini kemudian melantai ke bursa efek pada tahun 1994 dan berhasil mengumpulkan dana IPO sebesar Rp 724,85 miliar dari penawaran 103,55 saham (35%) di harga Rp 7.000 per saham.
Setahun setelahnya, Indosat bersama Telkomsel mendirikan perusahaan patungan yang merupakan salah satu operator seluler pertama dan hingga saat ini mendominasi industri telekomunikasi seluler Indonesia, Telkomsel.
Beberapa tahun setelahnya kerja sama ini putus, dengan Telkom kemudian menjadi pengendali tunggal dari Telkomsel setelah membeli saham Indosat. Sementara itu Indosat mengakuisisi saham Satelindo dan mendirikan IM3 untuk menyaingi Telkomsel.
