
Dolar AS Flat, Harga Tembaga Dapat Berkah

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia menguat pada perdagangan pagi ini seiring pergerakan indeks dolar (DXY) yang cenderung datar setelah klaim tunjangan pengangguran Amerika Serikat meningkat.
Pada Jumat (17/9/2021) pukul 09:15 WIB harga tembaga global tercatat US$ 9392,25/ton. Naik 0,66% dibanding posisi kemarin.
![]() |
Klaim tunjangan pengangguran AS pekan lalu tercatat menyentuh angka 332.000, atau lebih buruk dari prediksi ekonom dalam polling Dow Jones yang memperkirakan angka 320.000. Angka tersebut memburuk dari pekan sebelumnya yang mencatatkan angka 310.000.
Hal ini membuat indeks dolar (DXY) pada pukul 09:15 WIB berada di level 92,93. Tidak bergerak dari posisi kemarin.
Meningkatnya klaim tunjangan pengangguran AS menambah keyakinan pelaku pasar bahwa The Fed akan menunda tapering.
Sebelumnya, Kementerian Ketenagakerjaan AS melaporkan inflasi inti pada Agustus 2021 adalah 0,1% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Melambat dibandingkan Juli 2021 yang sebesar 0,3% dan menjadi yang terendah dalam enam bulan terakhir.
Dibandingkan dengan Agustus 2020 (year-on-year/yoy), laju inflasi inti adalah 4%. Melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 4,3% dan menjadi yang terendah dalam tiga bulan terakhir.
Perlambatan laju inflasi juga berarti pemulihan ekonomi agak tertahan, tidak lagi melaju kencang. Lari ekonomi paman Sam tertahan kasus virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang kembali melonjak sejak Juli 2021.
Ketika tapering tertunda, pasokan dolar di pasar masih akan banyak karena gelontoran dana dari The Fed. Pengaruhnya adalah dolar yang melemah.
Harga dolar dan tembaga memiliki hubungan yang terbalik. Sehingga ketika pergerakan dolar melemah, maka harga tembaga cenderung menguat. Sebaliknya, jika pergerakan dolar menguat, maka harga tembaga cenderung melemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Investasi Jumbo Cile Katrol Harga Tembaga