'Kiamat' BBM Sudah Dekat? Masih Jauh!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 September 2021 08:44
Total
Ilustrasi SPBU (REUTERS/Daniel Becerril)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia bergerak melemah pada perdagangan hari ini. Sepertinya pencairan keuntungan (profit taking) masih menjadi latar belakang koreksi harga si emas hitam.

Pada Jumat (17/9/2021) pukul 07:30 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 75,58/barel. Turun 0,12% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Sedangkan yang jenis light sweet harganya US$ 75,2/barel. Juga berkurang 0,12%.

crudeSumber: Refinitiv

Investor belum puas mengeruk cuan karena yang didapat memang bukan kaleng-kaleng. Dalam sepekan terakhir, harga brent dan light sweet melonjak masing-masing 3,89% dan 4,04% secara point-to-point meski pagi ini terkoreksi. Selama sebulan ke belakang, kenaikannya mencapai 10,82% dan 11,24%. Luar biasa...

Investor juga manusia, punya keluarga untuk dinafkahi. Nafkah itu didapat dengan memperdagangkan kontrak minyak, yang kebetulan harganya masih tinggi. Mumpung masih dapat cuan, lebih baik dilepas dulu dan keuntungannya bisa membuat asap dapur tetap mengepul.

"Dengan harga yang naik tajam pada musim panas lalu, kita tentu akan melihat profit taking. Akan tetapi, secara fundamental harga minyak tetap bisa melanjutkan reli," kata Craig Erlam, Senior Market Analyst di OANDA, seperti dikutip dari Reuters.

Halaman Selanjutnya --> Permintaan Minyak Bakal Naik Tahun Depan

Faktor utama yang akan menopang kenaikan harga minyak adalah peningkatan permintaan. International energy Agency memperkirakan permintaan minyak pada kuartal II-2022 bisa kembali menembus di atas 100 juta barel per hari. Artinya, permintaan sudah kembali ke level sebelum pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).

Sementara Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak (OPEC) memperkirakan permintaan minyak dunia akan mencapai 100,15 juta barel/hari pada kuartal II-2022. Ini sudah lebih tinggi dibandingkan rata-rata konsumsi 2019 yang sebanyak 100,03 juta barel/hari.

"Kiamat bahan bakar fosil masih jauh dari kenyataan. Energi terbarukan belum bisa menggantikan permintaan bahan bakar fosil," tegas seorang pejabat OPEC kepada Reuters.

crudeSumber: Reuters

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular