
Heboh Raksasa Properti China Mau Bangkrut, Apa Dampak ke RI?

Sektor properti China merupakan sektor penggerak utama pertumbuhan ekonomi China, di mana sektor properti menyumbang 29% atas pertumbuhan ekonomi China.
Jika permasalahan default dari perusahaan raksasa properti tersebut tak kunjung selesai, maka hal ini dapat mempengaruhi perusahaan properti lainnya di China dan parahnya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi China yang saat ini masih mengalami proses pemulihan akibat pandemi virus corona (Covid-19).
"Runtuhnya Evergrande akan menjadi cobaan terbesar yang dihadapi sistem keuangan China selama bertahun-tahun," kata Mark Williams, Ekonom dari Asia Capital Economics.
Jika hal tersebut terjadi, maka China yang dianggap sebagai negara ekonomi terbesar kedua di dunia juga akan mempengaruhi perekonomian global, terutama di Asia, termasuk Indonesia.
Di Indonesia, mungkin saja hal ini berdampak secara tidak langsung, namun hal ini tidak dapat dianggap remeh, karena jika perekonomian China krisis akibat masalah default ini, maka masalah ini juga akan berdampak sistemik ke perekonomian Indonesia, seperti Amerika Serikat (AS).
Walaupun saat ini sepertinya belum ditemukan proyek secara langsung dari Evergrande di Indonesia, namun dengan adanya permasalahan gagal bayar ini, mungkin saja juga akan berdampak secara tidak langsung ke sektor properti Indonesia.
Namun, beberapa analis mengira bahwa pemerintah China tidak akan membiarkan permasalahan likuiditas Evergrande hingga berlarut-larut, karena hal ini dapat merusak citra pemerintahan China saat ini.
"Pemerintah China tidak akan membiarkan Evergrande bangkrut karena itu akan merusak citra dan stabilitas pemerintahan China saat ini." Kata analis dari perusahaan konsultasi dan riset risiko politik SinoInsider yang berbasis di New York, AS.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
