Selain mineral dalam tabel sebelumnya, ada mineral lain yang menjadi andalan impor Indonesia walaupun tidak masuk 10 besar produksi dunia, yaitu:
1. Besi dan Baja, nilai ekspor US$ 8,79 miliar.
2. Tembaga, nilai ekspor US$ 1,4 miliar.
3. Aluminium, nilai ekspor US$ 352 juta.
4. Seng, nilai ekspor US$ 18,1 juta.
5. Timbal, niai ekspor US$ 4,3 juta.
Nilai ekspor mineral Indonesia pada semester-I 2021 mayoritas meningkat dibandingkan dengan semester-I 2020 (year-on-year/yoy).
Seng menjadi jawara dengan kenaikan 97,8% year-on-year (yoy). Kemudian diikuti timah naik 65,5% year-on-year (yoy), tembaga sebesar 57,5% year-on-year (yoy), aluminium naik 24,7% year-on-year (yoy), nikel naik 17,1% year-on-year (yoy), dan timbal naik 0,8% year-on-year (yoy).
Meningkatnya nilai ekspor mineral Indonesia seiring dengan harga mineral dunia yang melesat sepanjang semester-I 2021. Penyebab umumnya adalah persediaan yang menipis karena produksi yang diperketat dalam upaya penanganan virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(ras/ras)