Bursa Eropa Cenderung Tertekan di Sesi Awal Perdagangan

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
14 September 2021 15:16
A monitor is pictured for the official share trading Siemens Healthineers start following an initial public offering  (IPO) at the trading floor of Frankfurt’s stock exchange in Frankfurt Germany, March 16, 2018. REUTERS/Kai Pfaffenbach
Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa melemah pada pembukaan perdagangan Selasa (14/9/2021), setelah investor di kawasan memantau pengumuman inflasi dari Amerika Serikat (AS) yang akan mempengaruhi arah kebijakan tapering (pengurangan likuiditas di pasar).

Indeks Stoxx 600 dibuka melemah 0,25% dengan indeks saham sektor pertambangan drop 1,8% menjadi pemberat utama di antara indeks saham sektoral lainnya yang juga tertekan, kecuali indeks saham sektor otomotif yang masih menguat 0,7%.

Selang setengah jam kemudian, koreksi indeks Stoxx 600 menjadi 0,8 poin (-0,17%) ke 466,89. Indeks FTSE Inggris drop 29,5 poin (-0,42%) ke 7.038,97, CAC Prancis melemah 40,65 poin (-0,61%) ke 6.636,28. Namun, DAX Jerman bertambah 10,4 poin (+0,07%) ke 15.711,84.

Sepekan ini, perhatian investor global akan terpaku pada Indeks Harga Konsumen (IHK) AS per Agustus, yang akan dirilis pada Selasa, di mana ekonom dalam survey FactSet memperkirakan angka inflasi akan melonjak 5,3% secara tahunan.

Indeks harga produsen (producer prices index/PPI) Agustus meningkat 8,3% (tahunan), menjadi yang tercepat sejak November 2010. Secara bulanan PPI naik 0,7%, di atas estimasi Dow Jones sebesar 0,6%.

Sementara itu, bursa utama di Asia Pasifik cenderung variatif di tengah antisipasi investor global atas kebijakan China memperketat aturan terhadap perusahaan game dan pendidikan. Kontrak berjangka (futures) indeks saham Amerika Serikat (AS) cenderung flat setelah kemarin cenderung menguat.

Anggota dewan gubernur bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) Isabel Schnabel mengatakan bahwa pihaknya siap mengambil tindakan terkait inflasi jika tidak juga melemah hingga tahun depan.

Efek Brexit juga terus mempengaruhi pasar, di mana Inggris sekali lagi mengancam menghentikan protokol Irlandia Utara secara sepihak, jika Uni Eropa tidak kunjung membuka pintu renegosiasi untuk memuluskan problem di tataran implementasi.

Dari sisi korporasi, saham peritel Inggris JD Sports melesat 7,1% di sesi awal perdagangan setelah melaporkan kenaikan laba bersih semester I-2021 hingga tujuh kali lipat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Eropa Menguat di Sesi Awal Perdagangan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular