Jadi Holding Ultra Mikro, BRI Tumbuh Sebagai Kapal Induk

Monica Wareza, CNBC Indonesia
Selasa, 14/09/2021 14:10 WIB
Foto: Direktur Utama BRI Sunarso (Foto: Ist)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 membuat PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) harus melakukan perubahan arah bisnisnya untuk tetap bisa bertumbuh dengan risiko bisnis yang lebih rendah. Untuk itu dibutuhkan anak-anak usaha yang menjalankan bisnis di segmen yang sama dengan yang dijalankan oleh perusahaan.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan BRI sebelumnya menargetkan untuk bisa menjadi bank dengan nilai terbesar di kawasan, dengan melakukan transformasi bisnis hingga ke sumber daya manusia.

"Namun kemudian dalam perjalanannya ada pandemi, maka kemudian kami terpaksa harus merevisi visi kami. Dan kemudian menyadari bahwa BRI ga bisa tumbuh sendirian sebagai perusahaan induk, sebagai kapal induk yang setiap tahun dipompa untuk tumbuh," kata Sunarso dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV, Selasa (14/9/2021).


"Makanya kami menyadari kami butuh perusahaan anak untuk menjalankan sebuah misi. Pertama adalah mendiversifikasi income, yang kedua adalah melakukan spreading risk supaya risikonya bisa ter-spreading dengan baik," lanjutnya.

Selain itu, perusahaan juga menargetkan untuk meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia sekaligus menyasar segmen yang lebih kecil. Salah satu langkah yang dilakukan perusahaan adalah dengan membentuk holding ultra mikro.

Holding ini dipimpin BRI dengan PT Permodalan Nasional Madani (Persero)/PNM dan PT Pegadaian (Persero) sebagai anak usaha perusahaan. Saat ini BRI telah menggenggam saham kedua perusahaan ini setelah inbreng saham seri B milik pemerintah ke BRI.

Untuk melakukan pengalihan saham ini, BRI menggelar penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.

Dalam prospektus yang dipublikasikan Selasa (31/8/2021), BRI menawarkan sebanyak-banyaknya 28,213 miliar Saham Baru Seri B atas nama dengan nilai nominal Rp 50 per saham atau sebanyak-banyaknya 18,62% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah Penambahan Modal dengan HMETD I.

Dengan harga pelaksanaan rights issue BBRI yakni Rp 3.400 per saham, pemerintah melaksanakan seluruh haknya sesuai dengan porsi kepemilikan sahamnya dalam BRI dengan cara penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang (Inbreng) sesuai PP No. 73/2021.


(hps/hps)
Saksikan video di bawah ini:

Video: HGII Tebar Dividen Rp 4,5 M & Bidik Tambahan Pembangkit 100 MW