10 Kabar Ini Layak Dibaca & Penting, Buat Panduan Dulang Cuan
Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah peristiwa terjadi pada emiten pada perdagangan kemarin, Senin (13/9/2021). Mulai dari kinerja emiten hingga rencana bisnis perusahaan.
CNBC Indonesia telah merangkum 10 peristiwa emiten yang terjadi pada perdagangan kemarin untuk menjadi bahan pertimbangan sebelum perdagangan hari ini, Selasa (14/9/2021) dibuka.
1. Baru Rilis Lapkeu Q1, Emiten Radio Erick Thohir Rugi Lagi!
Setelah sempat dicecar otoritas bursa karena belum menyampaikan laporan keuangan kuartal pertama awal Agustus lalu, akhirnya emiten yang didirikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir yang bergerak di industri media, PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI) menyampaikan laporan keuangan konsolidasi interim yang berakhir 31 Maret 2021.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I tersebut, Mahaka Radio tercatat mengalami kerugian bersih Rp 4,02 miliar.
Kinerja tersebut memburuk dengan kerugian nyaris meningkat setengahnya atau naik 48,94% dari semula rugi Rp 2,70 miliar pada 3 bulan awal tahun 2020.
2. BRI Resmi Menjadi Induk Holding BUMN Ultra Mikro
Holding Ultra Mikro yang melibatkan tiga entitas Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM resmi terbentuk.
Hal ini seiring dilakukannya penandatanganan Akta Inbreng saham pemerintah pada Pegadaian dan PNM sebagai penyertaan modal negara kepada BRI selaku induk holding di Jakarta, 13 September 2021.
Penandatanganan dilakukan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI Erick Thohir bersama dengan Direktur Utama BRI Sunarso dan dihadiri oleh Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto, dan Direktur Utama PNM Arief Mulyadi serta Wakil Direktur Utama BRI yang sekaligus sebagai Ketua Project Management Office (PMO) Tim Privatisasi BRI Catur Budi Harto.
3. Jorjoran! Sariaatmadja Borong 18% Saham RS Kedoya Rp 288 M
Terungkap sudah harga akuisisi 18% saham PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK) oleh Grup Emtek milik Keluarga Sariaatmadja lewat PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME).
Sebelumnya keluarga pengusaha yang dipimpin Eddy Kusnadi Sariaatmadja ini berkomitmen membeli hingga 66% saham pengelola RS Grha Kedoya ini.
Berdasarkan data keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Emtek melalui SAME yang mengelola Omni Hospitals ini membeli 167.340.000 saham atau 18% saham RSGK di harga Rp 1.720/saham pada pembelian tahap kedua ini.
4. LPPF Tak Berencana Serap Saham Baru Bank Nobu, Ini Alasannya
Emiten ritel PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) menyatakan belum berencana mendivestasi atau menambah kepemilikan sahamnya di emiten bank milik Grup Lippo, PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU).
Chief Financial Officer LPPF, Niraj Jain mengungkapkan, perseroan saat ini masih fokus pada pengembangan bisnis Matahari dengan mengoptimalkan layanan penjualan fisik dan digital atau omnichannel.
Pada tahun ini, LPPF akan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 200 miliar untuk membuka dua gerai baru dan merevonasi 10 gerai lama perseroan.
5. Jababeka Masih Puasa Dividen, Sibuk Refinancing Global Bond
Emiten pengembang kota terpadu dan kawasan industri di Cikarang, PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA), menyatakan tidak akan membagikan dividen atas laba bersih untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2018 dan 2019.
Adapun untuk tahun 2020, pengelola Kawasan Jababeka ini tidak mencetak laba alias masih merugi sehingga tak ada bagi-bagi dividen.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diadakan 8 September lalu, agenda pertama yakni persetujuan untuk pemberian dispensasi atas keterlambatan penyelenggaraan RUPS Tahunan perseroan untuk tahun buku yang berakhir tanggal 31 Desember 2019.
(hps/hps)