10 Kabar Ini Layak Dibaca & Penting, Buat Panduan Dulang Cuan

Monica Wareza, CNBC Indonesia
14 September 2021 08:10
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah peristiwa terjadi pada emiten pada perdagangan kemarin, Senin (13/9/2021). Mulai dari kinerja emiten hingga rencana bisnis perusahaan.

CNBC Indonesia telah merangkum 10 peristiwa emiten yang terjadi pada perdagangan kemarin untuk menjadi bahan pertimbangan sebelum perdagangan hari ini, Selasa (14/9/2021) dibuka.

1. Baru Rilis Lapkeu Q1, Emiten Radio Erick Thohir Rugi Lagi!

Setelah sempat dicecar otoritas bursa karena belum menyampaikan laporan keuangan kuartal pertama awal Agustus lalu, akhirnya emiten yang didirikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir yang bergerak di industri media, PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI) menyampaikan laporan keuangan konsolidasi interim yang berakhir 31 Maret 2021.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal I tersebut, Mahaka Radio tercatat mengalami kerugian bersih Rp 4,02 miliar.

Kinerja tersebut memburuk dengan kerugian nyaris meningkat setengahnya atau naik 48,94% dari semula rugi Rp 2,70 miliar pada 3 bulan awal tahun 2020.

2. BRI Resmi Menjadi Induk Holding BUMN Ultra Mikro

Holding Ultra Mikro yang melibatkan tiga entitas Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM resmi terbentuk.

Hal ini seiring dilakukannya penandatanganan Akta Inbreng saham pemerintah pada Pegadaian dan PNM sebagai penyertaan modal negara kepada BRI selaku induk holding di Jakarta, 13 September 2021.

Penandatanganan dilakukan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI Erick Thohir bersama dengan Direktur Utama BRI Sunarso dan dihadiri oleh Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto, dan Direktur Utama PNM Arief Mulyadi serta Wakil Direktur Utama BRI yang sekaligus sebagai Ketua Project Management Office (PMO) Tim Privatisasi BRI Catur Budi Harto.

3. Jorjoran! Sariaatmadja Borong 18% Saham RS Kedoya Rp 288 M

Terungkap sudah harga akuisisi 18% saham PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK) oleh Grup Emtek milik Keluarga Sariaatmadja lewat PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME).

Sebelumnya keluarga pengusaha yang dipimpin Eddy Kusnadi Sariaatmadja ini berkomitmen membeli hingga 66% saham pengelola RS Grha Kedoya ini.

Berdasarkan data keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Emtek melalui SAME yang mengelola Omni Hospitals ini membeli 167.340.000 saham atau 18% saham RSGK di harga Rp 1.720/saham pada pembelian tahap kedua ini.

4. LPPF Tak Berencana Serap Saham Baru Bank Nobu, Ini Alasannya

Emiten ritel PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) menyatakan belum berencana mendivestasi atau menambah kepemilikan sahamnya di emiten bank milik Grup Lippo, PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU).

Chief Financial Officer LPPF, Niraj Jain mengungkapkan, perseroan saat ini masih fokus pada pengembangan bisnis Matahari dengan mengoptimalkan layanan penjualan fisik dan digital atau omnichannel.

Pada tahun ini, LPPF akan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 200 miliar untuk membuka dua gerai baru dan merevonasi 10 gerai lama perseroan.

5. Jababeka Masih Puasa Dividen, Sibuk Refinancing Global Bond

Emiten pengembang kota terpadu dan kawasan industri di Cikarang, PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA), menyatakan tidak akan membagikan dividen atas laba bersih untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2018 dan 2019.

Adapun untuk tahun 2020, pengelola Kawasan Jababeka ini tidak mencetak laba alias masih merugi sehingga tak ada bagi-bagi dividen.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diadakan 8 September lalu, agenda pertama yakni persetujuan untuk pemberian dispensasi atas keterlambatan penyelenggaraan RUPS Tahunan perseroan untuk tahun buku yang berakhir tanggal 31 Desember 2019.

6. Harga Batu Bara Terbang, PTBA Naikkan Target Ekspor jadi 47%!

PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Badan Usaha Milik Negara sektor pertambangan batu bara, meningkatkan target ekspor batu bara pada tahun ini, selain menargetkan peningkatan produksi menjadi 30 juta ton dari sebelumnya ditargetkan sebesar 25 juta ton.

Apollonius Andwie, Corporate Secretary PTBA, mengatakan peningkatan target ekspor batu bara ini dilakukan untuk memanfaatkan potensi naiknya harga batu bara saat ini.

Dia mengatakan, porsi ekspor batu bara tahun ini ditargetkan naik menjadi 47% dari sebelumnya di kisaran 30%.

7. BEI Keluarkan DCII dari Daftar Emiten yang Dipantau Khusus

Bursa Efek Indonesia (BEI) akhirnya mencabut saham emiten data center milik pengusaha Toto Sugiri, PT DCI Indonesia Tbk (DCII) dari daftar efek bersifat ekuitas dalam pemantauan khusus mulai hari ini, Senin (13/9/2021).

Menurut keterbukaan informasi di BEI, bursa mengeluarkan saham DCII dari daftar saham dalam pemantauan khusus, yang mana saham DCII mendapatkan kriteria nomor 10 atau notasi X besar yang disematkan sejak 12 Agustus 2021.

Dalam penjelasan bursa, poin nomor 10 menandakan suatu saham dikenakan penghentian sementara perdagangan Efek selama lebih dari 1 hari bursa ursa yang disebabkan oleh aktivitas perdagangan.

8. Erick Merger Pelindo, IPCC-IPCM Buka Suara soal Nasibnya!

Pemerintah melalui Kementerian BUMN di bawah kepemimpinan Menteri Erick Thohir berencana segera menyelesaikan penggabungan holding BUMN pelabuhan yang direncanakan akan dimulai pada awal Oktober tahun ini.

Penggabungan atau merger dengan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Pelindo II sebagai holding juga diikuti dengan pembentukan sub-holding yang menopang kegiatan kepelabuhanan.

Ini pula yang menyebabkan status dua anak usaha Pelindo II yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi bahasan investor, bagaimana kejelasannya ke depan.

9. Saingi IQOS, Gudang Garam Masuk ke Bisnis Rokok Elektrik

Emiten produsen rokok, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) akan melakukan ekspansi ke bisnis rokok elektrik. Saat ini, perusahaan sudah mendirikan tiga anak usaha baru untuk menjalankan bisnis tersebut.

Menurut Direktur Gudang Garam Heru Budiman proses pendirian tiga anak usaha tersebut saat ini baru di tahap pembuatan akta perusahaan. Perseroan juga saat ini masih melihat perkembangan di pasar rokok elektrik di dalam negeri.

"Kita dari awal sudah menyiapkan dengan mendirikan PT memasuki rokok elektrik," kata Heru Budiman, dalam paparan publik pekan lalu.

10. BBYB Kantongi Izin Digital Onboarding OJK, Siap Rights Issue!

Bank yang disokong Akulaku-Alibaba, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) atau BNC mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengimplementasikan fitur Digital Customer Onboarding atau pembukaan rekening nasabah baru secara online/digital dalam aplikasi neo+.

Izin itu diperoleh pada pekan lalu dan dengan kehadiran fitur ini, calon nasabah dapat dengan lebih mudah dan cepat membuka rekening bank eks Bank Yudha Bhakti ini.

"Keseluruhan prosesnya dilakukan secara online melalui tiga tahap di aplikasi neo+ yaitu isi data diri dan kata sandi, unggah KTP, dan terakhir proses verifikasi dengan unggah foto diri atau selfie yang kesemua prosesnya dilakukan hanya dalam dua menit," kata Direktur Utama BNC, Tjandra Gunawan, dalam keterangan resminya, Senin (13/9).

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular