Investor Pantau Kebijakan ECB, Bursa Eropa Dibuka Menguat

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
13 September 2021 15:04
The German share price index DAX graph is pictured at the stock exchange in Frankfurt, Germany, October 17, 2018.    REUTERS/Staff
Foto: Indeks harga saham Jerman Grafik DAX digambarkan di bursa saham di Frankfurt, Jerman, 17 Oktober 2018. REUTERS / Staf

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa menguat pada sesi awal perdagangan Senin (13/9/2021), di tengah antisipasi pemodal terhadap kebijakan bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) selanjutnya.

Indeks Stoxx 600 dibuka naik 0,4% dengan indeks saham sektor minyak dan gas menguat 1,1% memimpin reli indeks saham sektoral, sementara indeks saham sektor komoditas dasar melemah 0,3%.

Selang setengah jam kemudian, reli indeks Stoxx 600 menjadi 1,9 poin (+0,41%) ke 468,27. Indeks DAX Jerman lompat 103 poin (+0,66%) ke 15.712,83. Indeks CAC Prancis terkerek 30,7 poin (+0,46%) ke 6.694,48. Sementara itu, FTSE Inggris naik 29,6 poin (+0,42%) ke 7.058,76.

ECB menyatakan akan memperlambat laju pembelian obligasi bulanannya, yang selama ini ditujukan membantu pelaku usaha mengakses likuiditas melimpah untuk ekspansi di sektor riil di bawah skema PEPP (Pandemic Emergency Purchase Programme).

Bank sentral zona euro tersebut juga merevisi target inflasi jangka menengah menyusul kenaikan indeks harga konsumen (IHSK) Benua Biru pada Agustus, ke level tertingginya sebesar 3%.

Mayoritas bursa saham Asia Pasifik tertekan dengan bursa Hongkong memimpin koreksi. Saham Alibaba drop hingga 4,5% menyusul laporan Financial Times mengenai rencana Beijing memecah anak usaha Ant Group yakni Alipay dan mengharuskan aplikasi kredit dikelola terpisah dari entitas perusahaan tersebut.

Sementara itu, kontrak berjangka (futures) indeks saham AS menguat tipis di sesi awal pra-perdagangan Senin setelah indeks S&P 500 pada Jumat pekan lalu mencetak koreksi harian terpanjang sejak Februari.

S&P dan Dow Jones mencetak koreksi 5 hari sedangkan Nasdaq mencetak koreksi 3 hari beruntun. Pemicunya adalah kekhawatiran pemodal mengenai perlambatan ekonomi dan lonjakan inflasi.

Sepekan ini, perhatian investor global akan terpaku pada IHK AS per Agustus, yang akan dirilis pada Selasa, di mana ekonom dalam survey FactSet memperkirakan angka inflasi akan melonjak 5,3% secara tahunan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Eropa Menguat di Sesi Awal Perdagangan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular