Dari Lippo Hingga Emtek, Siapa Pemilik Aset RS Terbesar ?

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
13 September 2021 12:55
RS Mitra Keluarga Depok, Tempat Pasien Positif Corona Pernah Periksakan Diri. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Konglomerat-konglomerat raksasa terus berekspansi ke sejumlah lini bisnis, termasuk bisnis layanan kesehatan. Tercatat sejumlah orang paling tajir alias crazy rich RI memiliki emiten pengelola rumah sakit (RS) Tanah Air.

Sebut saja, Keluarga Riady pemilik Grup Usaha Lippo dengan RS Siloam yang ada di bawah Grup Lippo, PT Siloam Internasional hospital Tbk (SILO).

Selanjutnya, ada Dato' Sri Tahir pemilik pengelola RS Mayapada, PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ). Ada juga emiten pengelola RS Mitra Keluarga milik pendiri PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) Boenjamin Setiawan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA).

Selain itu, emiten investasi yang didirikan oleh Edwin Soeryadjaya dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) juga memiliki portofolio RS, yakni jaringan RS Primaya Hospital. Primaya Hospital sendiri berada di bawah Awal Bros Group Hospital yang dimiliki oleh pengusaha Arfan Awaloeddin.

Tidak ketinggalan, keluarga Sariaatmadja, yang memiliki PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), menguasai emiten pengelola Omni Hospital PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME).

Kabar terbaru, melalui SAME, EMTK akan mengakuisisi sebanyak 66% saham pengelola RS Grha Kedoya, PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK). Emiten ini dikendalikan oleh Hungkang Sutedja, anak taipan the Ning King.

"Kami sedang merencanakan dan dalam tahap negosiasi untuk membeli mayoritas saham atau 66% saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam RSGK. Kami juga dalam negosiasi mengambilalih pengendalian atas RSGK dengan beberapa syarat pendahuluan yang harus dipenuhi terlebih dahulu," kata Sekretaris Perusahaan SAME Rahmiyati Yahya dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia pada Kamis (9/9/2021).

Rahmiyati menyebut rencana akuisisi itu untuk memperluas cakupan layanan kesehatan SAME di tanah air. Perluasan kegiatan usaha SAME dengan mebangun dan mengela rumah sakit.

Sebelumnya pada 30 November 2020, EMTK mencaplok 71,88% saham SAME. Grup Emtek membeli 4,24 miliar saham emiten itu senilai RP137 per saham dan total Rp 581,01 miliar.

Lantas, emiten RS mana yang memiliki total aset terbesar?

Pada halaman selanjutnya, Tim Riset CNBC Indonesia akan menjelaskan secara ringkas nilai aset kelima emiten yang dimaksud.

Catatan saja, dari kelima emiten yang dibahas, 3 emiten sudah menerbitkan laporan keuangan per semester I 2021, yakni MIKA, SAME, dan SILO. Lalu, 1 emiten menggunakan laporan keuangan kuartal I 2021, yaitu SRAJ. Kemudian, 1 sisanya, yakni RSGK, memakai laporan keuangan tahun 2020.

Adapun, Primaya Hospital bukan termasuk emiten sehingga laporan keuangan tidak dapat diakses.

Berikut tabel total aset kelima emiten tersebut.

Total Aset 5 Emiten Pengelola RS

Kode Emiten

Total Aset (Rp)

SILO

8.73 T

MIKA

7.07 T

SRAJ

4.35 T

SAME

2.07 T

RSGK

752.74 M

Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI)

Berdasarkan data BEI, SILO menjadi emiten dengan total aset terbesar di antara yang lainnya, yakni Rp 8,73 triliun per akhir Juni 2021. Lebih rinci, jumlah aset lancar SILO mencapai Rp 2,81 triliun dan aset tidak lancar mencapai Rp 5,92 triliun.

Pada semester I tahun ini, perseroan akhirnya berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 291,54 miliar, di mana pada periode yang sama pada tahun 2020, perseroan mencatatkan rugi bersihnya sebesar Rp 130,04 miliar.

Hal ini karena kenaikan pendapatan perseroan pada semester I-2021, yakni naik sebesar 52% menjadi Rp 3,81 triliun, dari sebelumnya pada semester I-2020 sebesar Rp 2,51 triliun. Kenaikan pendapatan perseroan ditopang oleh perawatan pasien, baik dari rawat inap maupun rawat jalan.

Di posisi kedua, ada MIKA dengan total aset Rp 7,07 triliun per semester I 2021. Porsi total aset lancar tercatat lebih tinggi sedikit dibandingkan aset tidak lancar, yakni Rp 3,62 triliun. Sementara, aset tidak lancar perusahaan sebesar Rp 3,45 trilliun.

Mengenai kinerja keuangan teranyar, sepanjang semester I tahun ini, pendapatan MIKA tumbuh 65,80% secara tahunan dari Rp 1,44 triliun pada semester I 2020 menjadi Rp 2,39 triliun pada periode yang sama 2021.

Sejurus dengan itu, laba bersih perusahaan juga naik signifikan sebesar 133,30% secara tahunan menjadi Rp 615,88 miliar per akhir Juni 2021.

Kemudian, ketiga, SRAJ yang memiliki total aset Rp 4,35 triliun pada kuartal I 2021. Total aset lancar perusahaan tercatat Rp 938,22 miliar, sementara total aset tidak lancar sebesar Rp 3,42 triliun.

Sepanjang kuartal-I 2021, pendapatan SRAJ melesat 77,39% secara tahunan menjadi Rp 500,45 miliar. Perusahaan berhasil membalik rugi bersih Rp 9,42 miliar pada triwulan I 2020 menjadi laba bersih Rp 68,14 miliar pada periode yang sama tahun ini.

Lebih lanjut, SAME memiliki total aset Rp 2,07 triliun per 30 Juni 2021, dengan total aset lancar Rp 342,85 miliar dan total aset tidak lancar Rp 1,72 triliun.

Di posisi paling buncit, RSGK--yang baru melantai di bursa pada Rabu (8/9) pekan lalu--mempunyai total aset Rp 752,74 miliar pada akhir 2020. Angka tersebut terdiri dari total aset lancar Rp 121,49 miliar dan total aset tidak lancar Rp 631,26 miliar.

Bisnis rumah sakit di Indonesia bisa dikatakan menjanjikan sebab ada dukungan dana dan komitmen pemerintah. Belum lagi demografi penduduk, masih tingginya kasus Covid-19, penetrasi industri kesehatan yang belum tinggi dan potensi pertumbuhan ekosistem kesehatan digital.

Dari segi anggaran, pemerintah melalui Rancangan Anggaran pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022 menganggarkan Rp 255,3 triliun. Dengan keadaan pandemi yang masih ada, kemungkinan jumlah tersebut akan naik lagi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan realisasi anggaran kesehatan mencapai Rp 326,4 triliun atau naik dari pagu awal Rp 169,77 triliun. Sementara anggaran kesehatan 2022 diperkirakan naik 22,7% dari sebelum pandemi tahun 2019 karena ada kenaikan alokasi iuran JKN dan anggaran reformasi sistem kesehatan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular